REPUBLIKA.CO.ID, GHAZNI, AFGHANISTAN - Sekitar 10 petugas bersenjata Afghanistan Selasa tewas dalam satu serangan udara NATO di sepanjang jalan raya di Afghanistan selatan, kata polisi. Ironisnya kematian itu akibat insiden tembakan antar kawan terakhir yang melibatkan tentara sekutu.
Para penjaga bersenjata itu sedang mengawal konvoi pasokan ke pangkalan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan selatan ketika mereka dihantam dengan serangan di provinsi Ghazni, kata Mohammad Hussain Yaqoubi, wakil kepala polisi provinsi kepada AFP.
"Mungkin mereka keliru disangka gerilyawan, sehingga helikopter-helikopter NATO menargetkan serangan kepada para pengawal itu. Antara delapan sampai 10 penjaga telah tewas," tambahnya. Satu investigasi kini sedang berlangsung, kata kepala kepolisian.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) NATO di Afghanistan mengatakan, pihaknya diberitahu tentang insiden itu oleh pihak berwenang Afghanistan. Namun seorang juru bicara mengatakan tidak memiliki rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut. "Kami sedang menyelidiki hal ini," kata seorang juru bicara ISAF.
Juru bicara badan intelijen Afghanistan di Kabul, Lutfullah Mashal, kepada AFP mengatakan: "Kami menyadari insiden itu terjadi tetapi kami tidak memiliki rincian saat ini untuk dirilis.
"Kami sedang menyelidiki untuk menentukan seperti apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang menyebabkan serangan udara itu."
Ada sekitar 130.000 pasukan internasional dikerahkan di Afghanistan di bawah pimpinan Amerika Serikat untuk mengalahkan pemberontakan Taliban. Mereka yang berjuang sejak invasi yang dipimpin AS yang membuat bangsa itu mengalami kesulitan pada 2001.
Dalam serangan itu pemerintahan Taliban ditumbangkan. Pada Senin Amerika Serikat mengumumkan telah membunuh Osama bin Laden dalam sebuah operasi rahasia di Pakistan, hampir sepuluh tahun setelah negara adidaya itu menginvasi Afghanistan, yang dipicu oleh serangan 9/11 2001 yang diklaim dilakukan oleh pemimpin Al-Qaeda itu.