REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - "Hendra....Hendra...," kata Zulkarnaen Djabar dari Fraksi Partai Golkar setengah berteriak. Terlihat panik, ia memanggil seseorang bernama Hendra.
Yang dipanggil, tak bisa memberi jawaban yang diminta. Akhirnya, juru bicara komisi 8, Ahmad Zaenudin dari Fraksi PKS menyerah. "Tidak hafal. Email saya juga boleh dicatat."
Itulah cuplikan video di YouTube berjudul “Email Resmi Komisi 8 DPR RI” yang kini jadi buah bibir. Sampai sore ini, jumlah hits-nya sudah mencapai 75.658 pengunjung.
Video ini berisi dialog antara Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Australia dengan Komisi VIII DPR RI dalam kunjungan ke negeri itu. Video diunggah seseorang dengan nama ppiaLATROBE pada 30 April 2011.
Kebanyakan pengunjung, menyebut komisi 8 telah melakukan kebohongan publik, dengan salah menyebut alamat email, atau bahkan tak hafal. "email aja udah membohongi, saya sebagai rakyat merasa terhina karena dibohongi serendah itu. Saya tidak merasa dihargai. Anggota DPR ini sungguh tidak terhormat," tulis netter berinisial satriox 1.
Dalam situs mikroblogging Twitter, sejumlah pengguna juga menggunjing video itu. Salah satu pengguna Twitter memposting, “Sangat memalukan”. Pengguna lainnya menulis, “Hai Komisi 8, mau nggak saya hibahin beli domain dan hosting supaya kamu punya e-mail”.