Jumat 06 May 2011 08:48 WIB

Pakistan Mengancam Putus Hubungan dengan AS

Red: cr01
Rumah yang disebut sebagai tempat tinggal Osama di Pakistan, jadi tempat 'wisata'.
Foto: AP
Rumah yang disebut sebagai tempat tinggal Osama di Pakistan, jadi tempat 'wisata'.

REPUBLIKA.CO.ID, ABBOTTABAD - Militer Pakistan mengatakan akan mempertimbangkan kembali kerja sama anti-terorismenya dengan Amerika Serikat kalau Washington melancarkan serangan sepihak lain seperti yang menewaskan Osama bin Laden.

Pembunuhan Osama, yang dianggap berdarah dingin oleh pejabat Pakistan, menciptakan ketegangan hubungan antara Washington dan Islamabad. Padahal Washington masih membutuhkan 'jasa' Pakistan dalam memerangi Al-Qaidah di  Afghanistan.

Banyak pihak di Amerika mempertanyakan bagaimana pemimpin Al-Qaidah tersebut dapat tinggal selama bertahun-tahun dengan nyaman di kota garnisun di dekat Islamabad. Sebagian malah menyerukan penghentian bantuan AS, yang bernilai miliaran dolar AS.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, yang berusaha memperbaiki hubungan, mengatakan Washington masih ingin mempertahankan persekutuannya dengan Islamabad.

"Itu tak selalu jadi hubungan yang mudah," kata Hillary. "Tapi sebaliknya, itu adalah hubungan yang produktif buat kedua negara kami dan kami akan melanjutkan kerja sama antara pemerintah kami, militer kami, lembaga pelaksana hukum kami."

Satu partai Islam utama di Pakistan, Jamaat-e-Islami, menyerukan protes massal pada Jumat (6/6) guna menentang apa yang disebutnya pelanggaran atas kedaulatan Pakistan oleh serangan AS tersebut. Partai itu juga mendesak pemerintah agar mengakhiri dukungan bagi perang AS melawan gerilyawan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement