REPUBLIKA.CO.ID,BENGHAZI - Pemberontak Libya menuduh pasukan orang kuat Libya, Muamar Qadafi, telah menggunakan helikopter-helikopter berlambang Palang Merah untuk menurunkan ranjau ke kota pelabuhan Misrata yang terkepung.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membenarkan bahwa helikopter-helikopter itu terbang di atas kota pada Kamis (5/5) di zona larangan terbang yang seharusnya ditegakkan. Tapi, tidak ada yang bisa mengkonfirmasi bahwa helikopter itu bertanda Palang Merah.
Suleiman Fortiya, yang mewakili Misrata di Dewan Transisi Nasional, mengatakan bahwa helikopter-helikopter kecil terbang di atas Misrata pada Kamis dan Jumat untuk menjatuhkan ranjau di tempat persembunyian besar pemberontak di wilayah barat. Dia mengatakan helikopter-helikopter itu telah menyamar sebagai pesawat kemanusiaan yang membawa bantuan dari Komite Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah.
"Mereka memiliki lambang Bulan Sabit Merah dan Palang Merah sehingga siapapun yang melihat berpikir itu untuk bantuan kemanusiaan," kata Fortiya.
Seorang pekerja bantuan mengatakan ia melihat helikopter bertanda Palang Merah berputar-putar di atas pelabuhan dan menjatuhkan ranjau ke laut. Seorang pejabat NATO mengatakan kepada AFP bahwa sebuah kapal yang terlibat dalam operasi koalisi telah mengamati sejumlah helikopter di atas Misrata pada Kamis.
"Kami menyadari adanya laporan-laporan tentang helikopter bertanda Palang Merah," kata pejabat NATO itu.
Dia menambahkan bahwa tidak ada pemberitahuan ada penerbangan kemanusiaan ke daerah Misrata pada hari itu. "Setiap penggunaan Palang Merah untuk menyamarkan pasukan tempur akan menjadi pelanggaran terhadap hukum internasional," katanya.
Seorang juru bicara di markas besar Komite Palang Merah Internasional, Jenewa, mengatakan mereka telah menerima laporan serupa. Namun, mereka tidak bisa mengkonfirmasinya. Organisasi saat ini tidak memiliki tim di lapangan.