REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Kelompok teror di Cirebon terindikasi adanya hubungan dengan Klaten dan Purworejo. Polisi akan mendalami hubungan antar jaringan kelompok teror tersebut.
“Hubungannya kelompok Klaten ada yang mengenal Sogir, hanya mengenal saja. Polisi akan mendalami hubungan itu,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/5).
Sogir merupakan pelaku penembakan Pos Polisi di Purworejo, Jawa Timur. Sogir bersama Abdullah Sonata ditangkap Densus 88 di Kampung Cungkrungan, Belang Wetan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Juni 2010 lalu. Sogir dan Sonata terlibat dalam pelatihan militer di Bukit Jalin Jantho, Aceh.
Menurut Boy, dua orang Daftar Pencarian Orang terkait sejumlah aksi teror di Klaten yaitu Gendut dan Irwan merupakan anak buah Sogir dalam kasus penembakan di Purworejo. Sedangkan dua DPO ini pernah disembunyikan atau dilindungi oleh dua tersangka bom Cirebon yaitu Musala dan Ishak Andriana.
Musala ditangkap Densus 88 di pasar malam di Slawi, Jawa Tengah pada 2 Mei 2011 lalu dan Ishak ditangkap di Pagongan timur, Panjunan, Lemah Wungkuk, Cirebon, Jawa Barat pada 6 Mei 2011. Musala dan Ishak serta dua DPO ini diduga merakit bom untuk bom bunuh diri yang dilakukan M Syarif di Masjid Adz Zikra, Mapolresta Cirebon.
“Dari hasil yang sekarang ini, kita terus mengembangkan pelaku-pelaku lainnya,” imbuh Boy. Jadi dari hasil pemeriksaan yang sudah ditangkap, tambahnya, pihaknya sedang mengembangkan keterlibatan pihak-pihak lain terutama yang ikut merakit bom dan ikut menyimpan sebagian bahan peledak yang mereka simpan.
Sementara itu, Kapolri, Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan Polri meningkatkan pencegahan di daerah yang tidak terdeteksi. Dengan adanya dua DPO tersebut, membuktikan jika pelaku bom di Cirebon tidak bekerja sendiri. “Beberapa penangkapan itu membuktikan bahwa bom bunuh diri di Cirebon tidak sendirian,” ujarnya.
Sebelumnya polisi telah menetapkan sembilan orang sebagai tersangka terkait bom bunuh diri di Cirebon. Sembilan tersangka itu adalah M Syarif (pelaku bom bunuh diri), Basuki (adik Syarif), Dede alias Arif, Andri Siswanto alias Hasyim, Musala, Ishak Andriana, JH alias ZL, E alias Baim dan Ferdiansyah