Selasa 10 May 2011 19:56 WIB
Pesawat Merpati Jatuh

Pengamat: CN 235 Lebih Baik Ketimbang MA-60

Rep: Abdullah Sammy/ Red: taufik rachman
CN 235
CN 235

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Pengamat penerbangan Hari Laksono menilai kualitas pesawat CN 235 jauh lebih baik ketimbang pesawat MA-60 buatan Cina. Perbandingan kualitas kedua pesawat dapat dilihat dari tingkat keamanan dan sertifikasi pesawat.

Menurutnya, CN 235 memiliki sertifikasi eropa dan diakui FAA. Sedangkan MA-60, walau menggunakan mesin asal AS tetapi tidak memiliki sertifikasi. “Memang pesawatnya buatan Cina tapi harus dicermati mesinnya itu buatan Cina dan tidak memiliki sertifikasi FAA,” kata Hari Laksono saat dihubungi Republika, Senin (9/5).

Dijelaskannya, MA-60 memiliki kombinasi antara mesin buatan AS dengan konstruksi pesawat Antonov 24 dan 26 buatan Rusia. Dengan campuran itulah, dia memandang keamanan pesawat jadi rentan. “Kalau dilihat dari bentuknya itu (MA-60) jelas sekali Antonov 24 dan 26 buatan Rusia,” katanya.

Sebagai gambaran pesawat buatan Rusia yang diadopsi MA-60 memiliki angka kecelakaan tujuh kali, dalam sejuta penerbangan yang dilakukan. Sementara pesawat buatan barat, termasuk CN 235, memiliki angka kecelakaan 0,7 banding sejuta penerbangan.

Dengan data itu, dapat diartikan angka kecelakaan MA-60 lebih tinggi dari CN 235. Angka kecelakan MA-60 pun ditambah dengan jatuhnya pesawat Merpati yang menggunakan pesawat buatan pabrikan Cina itu pada, Sabtu (7/5) lalu di Kaimana Papua Barat.

Terkait kecelakaan itu, dia menyoroti tidak adanya bentuk tanggungjawab dari pihak pabrikan Cina. Dia membandingkan, pola yang dilakukan Boeing dalam peristiwa kecelakaan Adam Air di Majene 2008 silam. “Kalau saat itu begitu jatuh Boeing langsung memerintahkan pesawat sejenis diseluruh dunia dihentikan pengoperasiannya hingga ditemukannya penyebab,” jelasnya.

Di samping itu, FAA pun langsung mengirimkan tim untuk menyelidiki sebab kecelakaan. Hal berbeda terjadi dalam kecelakaan Merpati MA-60 di Kaimana. Hingga kini MA-60 tetap dioerasikan. “Dan juga belum ada bentuk tanggungjawab dari Cina atas kecelakan ini,” pungkasnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement