REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Masih ingat foto nonton bareng Gedung Putih atas serangan terhadap markas Osama bin Laden? Bila dalam foto sebenarnya Hillary Clinton ada di antara para pejabat yang menonton, maka di majalah Tzeitung, majalah milik kelompok Yahudi Ortodoks, dia tak ada.
Usut punya usut, majalah itu memang sengaja menghilangkan gambar Hillary dengan teknik montase. Pasalnya, komitmen majalah itu, sesuai ajaran Yahudi Ortodoks, tidak memperkenankan untuk mempertontonkan wanita pada khalayak.
Tentu saja, kantor Hillary memprotesnya. Gedung Putih juga melakukan aksi sama. Atase pers Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mengatakan editor foto tidak membaca "fine print" yang menyertai foto itu yang melarang media manapun untuk melakukan perubahan apapun atas foto itu.
Pekan ini, surat kabar itu mengatakan telah mengirimkan surat "penyesalan dan permintaan maaf" ke Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri.
Juru bicara Tzeitung mengatakan mereka memiliki kebijakan editorial untuk tidak menerbitkan gambar perempuan. Sesuai ajaran agama, "percaya bahwa perempuan harus dihargai karena siapa mereka dan apa yang mereka lakukan, bukan untuk apa mereka terlihat, dan hukum Yahudi mengekspresikan untuk menghargai perempuan, bukan sebaliknya."
Tzeitung, diterbitkan dalam bahasa Yiddish, dijual di lapak-lapak eceran pinggir jalan, terutama di Williamsburg di Brooklyn dan Park Borough, yang memiliki banyak penduduk Yahudi Ortodoks.