REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO--Komunitas Muslim Kanada menilai pemerintah dikskriminatif soal kunjungan politisi anti-Islam asal Belanda, Geert Wilders, ke Ontario. Pasalnya, pemerintah Kanada pernah menolak kedatangan anggota parlemen Inggris, George Galloway, yang diketahui mendukung kemerdekaan Palestina pada tahun 2009. Padahal, kunjungan Galloway itu utamamnya menyampaikan pesan perdamaian.
Imad al-Sukkari dari Dewan Nasional Hubungan Kanada-Arab berpendapat pemerintah hanya melihat kunjungan Geerts sebagai kunjungan wisata belaka. Dia mempertanyakan mengapa Wilders harus diberikan sambutan hangat ketimbang George Galloway. "Kebebasan berpendapat hanya berlaku dalam beberapa kasus saja," kata al-Sukkari seperti dikutip CBCNews, Rabu (11/5). al-Sukkari mengatakan pemerintah Kanada ternyata lebih menyukai pembicara yang mungkin menarik untuk menjadi sarana olok-olok.
Tahun lalu, hakim pengadilan federal membenarkan larangan masuk yang dikeluarkan Menteri Imigrasi Jason Kenney untuk Galloway karena Galloway dinilai antipati terhadap pandangan politik dan mendukung Hamas. al-Sukkari melihat putusan itu merupakan intepretasi yang cacat dan melampaui batas. "Dia (Galloway merupakan seorang dermawan yang telah menyumbangkan banyak dana untuk Gaza," kata dia.
Sementara itu, saat berbicara di Sun TV, Ahad lalu, Wilders mengatakan kebebasan berbicara di Eropa, terutama Belanda tengah terkisis lantaran bertujuan melindungi perasaan komunitas Muslim. Wilders juga secara terang-terangan keberadaan Islam di Eropa hanya membawa keterbelakangan. Karena itu, perlu semacam tindakan seperti di Perancis yang melarang penggunaan burka.