REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ingin ada saling tuding dalam proyek pengadaan 15 pesawat penumpang MA-60 buatan Xian Aircraft Industry Ltd (XAC), Cina. Presiden meminta pejabat terkait menjelaskannya kepada masyarakat secara transparan tentang pesawat yang dioperasikan oleh PT Merpati Nusantara Airlines itu.
"Jelaskan dengan gamblang kepada rakyat, jangan saling menuding dan saling menyalahkan karena semua bisa dijelaskan dengan tepat dan benar," ujar SBY saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (12/6).
Pengadaan jenis pesawat yang salah satunya baru jatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, dengan 25 korban jiwa, itu prosesnya dimulai pada periode Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I yang dipimpin SBY. Presiden meinta, para menteri KIB II yang tidak masuk dalam KIB I, supaya mendengarkan penjelasan langsung dari menteri terkait. "Ini penting supaya masyarakat mendapat penjelasan yang gamblang," katanya.
Presiden menyebutkan, yang paling tepat memberikan penjelasan adalah Direktur Utama Merpati dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk Sofyan Djalil selaku menteri BUMN KIB I yang menangani masalah pengadaan pesawat tersebut. Kemudian Kementerian Perhubungan terkait dengan regulasi dan perizinan pesawat itu.
Baca selengkapnya di Republika versi cetak edisi hari ini.