Rabu 18 May 2011 16:42 WIB

Lebaran Masih Agustus, Impor Pakaian Jadi Mulai Meningkat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Impor produk pakaian jadi diperkirakan mulai meningkat bulan Mei 2011. Pasalnya pelaku usaha terkait mulai berbelanja stok untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Lebaran yang menurut perkiraan jatuh pada bulan Agustus nanti.

"Dua sampai tiga bulan menjelang Lebaran biasanya memang naik. Bulan Mei dan Juli ini impor bulanan mungkin bisa sampai 15 juta dolar AS," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat di Jakarta, Rabu (18/5).

Peningkatan impor pakaian jadi menjelang Lebaran, menurut dia, biasanya didominasi produk pakaian untuk anak-anak. "Sekitar 70 persen impor pakaian jadi adalah baju anak, konsumen biasanya mengutamakan pemenuhan kebutuhan anaknya terlebih dahulu," katanya.

Ia menambahkan lonjakan impor produk pakaian utamanya berasal dari China dan Vietnam. "Biasanya produk yang berharga murah, karena di sini harga masih menjadi pertimbangan utama konsumen," katanya.

Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta secara terpisah mengatakan, pelaku usaha retail saat ini sudah mulai mempersiapkan stok pakaian jadi untuk bulan puasa dan Lebaran.

"Soalnya produk pakaian jadi kan tidak bisa dibuat secara instan," katanya. Menurut dia, pelaku usaha retail biasanya menambah stok produk pakaian jadi hingga 10 persen sampai 15 persen lebih banyak dari biasa untuk memenuhi peningkatan permintaan pasar menjelang Lebaran.

"Ada yang diimpor, tapi itu tergantung pada masing-masing pusat belanja," katanya. Senada dengan Ade, Tutum mengatakan konsumen biasanya lebih banyak membeli pakaian anak saat Lebaran karenanya pelaku usaha retail menyediakan lebih banyak jenis produk tersebut.

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan impor pakaian jadi cenderung meningkat beberapa bulan menjelang puasa dan Lebaran.

Tahun lalu, saat Lebaran jatuh pada bulan September, nilai impor pakaian jadi selama bukan Januari sampai Mei berkisar antara tujuh juta dolar AS sampai sembilan juta dolar AS per bulan dan meningkat menjadi antara 12 juta dolar AS sampai 14 juta dolar AS per bulan selama Juni-Agustus.

Bulan selanjutnya, September-Oktober, nilai impor pakaian jadi kembali turun ke kisaran tujuh juta dolar AS sampai sembilan juta dolar AS.

Sementara tahun ini, menurut data Kementerian Perdagangan, nilai impor pakaian jadi selama bulan Januari-Maret, berkisar antara delapan juta dolar AS sampai 12 juta dolar AS per bulan, dan utamanya berasal dari Cina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement