REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Beberapa granat telah dilontarkan dalam pertempuran antara gerilyawan garis keras dan pasukan Uni Afrika di sebuah pasar di Mogadishu, Rabu, menyebabkan sedikitnya 14 warga sipil tewas, menurut beberapa saksi.
"Sembilan korban tewas di dua tempat terpisah di dalam pasar Bakara, sebagian besar dari mereka wanita," seorang saksi menuturkan. "Satu berondongan tembakan mortir telah menghantam sebuah tempat yang penuh sesak, tempat para wanita menjual pakaian," kata saksi itu.
"Sejumlah wanita tak bersalah sedang berbelanja ketika ledakan menghantam tempat itu," ujar Mohamud Said, seorang saksi lain. Pengecer Amed Sheikh Sahal menambahkan lima warga sipil lagi, termasuk satu anak kecil, juga tewas dalam ledakan mortir lain di dekat tokonya.
"Ada pertempuran yang berlangsung di garis depan ketika penembakan tersebut dimulai pada siang hari itu. Satu tembakan mortir menghantam tempat sangat dekat dengan toko saya dan saya melihat lima mayat telah ditemukan dari puing di bangunan itu," ia menambahkan.
Tentara Uganda dan Burundi dari Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) telah melancarkan "operasi baru awal bulan ini yang ditargetkan terhadap daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok Islam garis keras as-Shabab, kata juru bicara pasukan itu, Paddy Ankunda, Senin (16/5), dalam satu pembicaraan melalui telepon.
AMISOM menguasai sekitar 60 persen dari ibu kota itu, dengan tujuh distrik dalam kendali sepenuhnya, dibanding dengan tiga distrik yang dikuasai oleh kelompok as-Shabab. Pasukan Afrika itu akan terus berada di dekat pasar Bakara, pusat ekonomi Mogadishu dan satu sumber besar pendapatan bagi as-Shabab yang ingin melihat jatuhnya pemerintah sementara yang dipimpin oleh Presiden Sheikh Sharif Ahmed.
AMISOM, yang berkekuatan 9.000 personel, memberikan dukungan kepada pemerintah di Mogadishu melawan as-Shebab --yang mengusai sejumlah besar wilayah negara itu.