REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyebut pidato yang disampaikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tentang Timur Tengah dan Perbatasan Palestina-Israel omong kosong belaka. Karenanya, Hamas meminta pemerintah Palestina untuk menolak gagasan orang nomor satu di AS tersebut.
Penegasan ini disampaikan oleh Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, sebagaimana di kutip dari Aljazeera, Kamis (19/5) malam. Ia menegaskan Bangsa Palestna tak membutuhkan pelajaan berdemokrasi dari Obama. Justru, AS lah yang harus belajar demokrasi karena mendukung kejahatan yang dilakukan oleh Israel. “Sikap ia (Obama) hanya sebatas mengutuk, tidak lebih.”
Ia menegaskan pula, Hamas mengecam kritik yang disampaikan Obama terhadap kepentingan Bangsa Palestina. Sikap itu, menurutnya dinilai sebagai bentuk intervensi atas urusan internal negara tersebut. Sikap Hamas tegas tak akan menerima dan mengakui penjajahan Israel. “Dalam bentuk apapun.”
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama mengatakan untuk pertama kalinya, Kamis, perbatasan antara Israel dan negara mendatang Palestina harus berdasarkan atas garis batas 1967 dan diselesaikan dengan pertukaran wilayah.
"Perbatasan Israel dan Palestina harus berdasarkan atas garis-garis 1967 dengan pertukaran wilayah yang disepakati secara timbal-balik, sehingga batas-batas yang aman dan diakui bisa terbentuk bagi kedua negara," kata Obama dalam sebuah pidato utama mengenai Timur Tengah.
"Penarikan penuh dan bertahap pasukan militer Israel harus dikoordinasikan dengan tanggung jawab keamanan Palestina di sebuah negara non-militer yang berdaulat," katanya. "Kurun waktu transisi harus disepakati, dan keefektifan pengaturan keamanan harus ditunjukkan," tambah presiden AS itu.