Jumat 20 May 2011 16:13 WIB

Duh...Tahun Ini, Penganiayaan Anak di Malaysia Catat Rekor Tertinggi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -Laporan-laporan penganiayaan anak di Malaysia melonjak ke rekor tertinggi pada tahun lalu. Menurut statistik, polisi menyatakan kejahatan itu dipicu oleh kesalahpahaman dan kesulitan keuangan.

Jumlah kasus penganiayaan fisik anak melonjak sekitar 26 persen dari 203 pada tahun 2009 menjadi 257 pada 2010. Itu adalah angka tertinggi yang tercatat selama lima tahun terakhir, kata polisi federal Malaysia kepada harian lokal, Malay Mail pada Jumat. Pada tahun 2006, angka penganiayaan anak hanya 141.

"Dalam semangat untuk mendidik anak-anak, banyak orang tua yang bersikap berlebih-lebihan dan akhirnya melukai anak, hingga kejahatan seksual dan menganiaya anak," menurut wakil direktur divisi penyelidikan, Hamidah Yunus, mengatakan kepada Malay Mail.

Dia mengatakan, sebagian besar pelaku adalah wali atau pengasuh anak dan ayah. Kurangnya informasi, seperti lokasi yang tepat dari kejahatan membuat polisi kian sulit untuk melacak para pelanggar. Polisi memperkirakan banyak lagi kasus pelecehan anak yang berlalu tanpa dilaporkan.

Para pelanggar penganiayaan anak bisa didenda, dipenjara dan dicambuk berdasarkan hukum Malaysia jika terbukti bersalah. Insiden terakhir terjadi pada awal bulan ini, ketika seorang ibu 41 tahun didakwa memercikkan air panas pada putri terkasihnya berumur 13 tahun, memukul dengan selang karet dan tongkat serta memasukkan kain pel dan cabe ke dalam bagian pribadinya.

Kasus ini ditemukan oleh staf pusat penitipan anak, di mana gadis itu dikirim oleh terdakwa.

Sebelumnya terjadi kematian seorang anak laki-laki tujuh tahun diduga diserang oleh gurunya pada akhir Maret. Kasus itu menjadi berita utama di media lokal.

Anak itu, katanya, dipukuli sampai mati oleh penjaga asrama sekolah berumur 26 tahun, yang menuduh anak itu mencuri. Tangan korban juga dikatakan terikat ke jendela ketika ia dipukuli.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement