REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) menargetkan tahun ini mampu mengumpulkan dana mencapai Rp 5 miliar. Target pengumpulan dana itu lebih tinggi dibanding tahun lalu sebanyak Rp 1,6 miliar.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Lazisnu KH Masyhuri Malik, mengatakan pengumpulan dana umat yang dikelola Lazisnu masih kecil. Akibatnya, dana yang terkumpul sangat sedikit dibanding potensi. "Idealnya Lazisnu setidaknya mampu menghimpun dana mencapai ratusan miliar rupiah, karena potensi pengelolaan dana umat sebenarnya sangat besar,” ujarnya dalam Rakornas Lazisnu di Gedung PBNU, Sabtu (21/5).
Ia mengakui kinerja Lazisnu kalah moncer dibanding Lazis lain yang mampu mengumpulkan dana umat lebih banyak. Ia menyontohkan, Dompet Dhuafa dalam setahun mampu menghimpun dana umat mencapai Rp 20 miliar atau PKPU sebesar Rp 30 miliar. Masyhuri menyadari, kemampuan menghimpun dana Lazisnu yang kecil itu akibat belum menerapkan manajemen profesional dan transparan.
Atas dasar itulah, kata Masyhuri, digelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), Sabtu-Ahad (21-22/5), yang diikuti puluhan peserta selaku pengurus Lazisnu tingkat cabang maupun wilayah dari seluruh wilayah Nusantara. "Tujuannya diharapkan peserta bisa mengubah mind set pengelolaan dana dari masyarakat demi kepentingan umat, khususnya warga Nadhliyin."
Mengacu pada penelitian UIN Syarif Hidayatullah yang menyebut potensi zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) di negeri ini mencapai Rp 9 triliun. Namun Masyhuri berkeyakinan sebenarnya potensi ZIS masyarakat bisa mencapai Rp 100 triliun. Hal ini dilihat dari kekayaan masyarakat Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya.