Senin 23 May 2011 20:02 WIB

Berlusconi Tolak Permintaan Oposisi Agar Milan Jadi Kota Islam

Silvio Berlusconi/Ilustrasi
Foto: Daan/Republika
Silvio Berlusconi/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Jelang seminggu pemungutan suara pemilihan Walikota di Milan, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, Senin (23/5) menuduh kalangan oposisi ingin mengubah kota di utara Italia, Milan menjadi kota Islam, yang dipadati penduduk Roma dan 'warga asing' (para imigran Muslim). "Milan ... tidak akan menjadi, pada malam Expo 2015, kota Islam, sebuah kota Gipsi, yang dipadati penduduk Roma dan dikepung oleh warga asing (kiri) yang ingin memberikan hak suaranya," ujarnya.

Pernyataan Perdana menteri itu termuat dalam pesan yang diposting di situs online Partai Rakyat Kebebasan (PDL). Berlusconi mengimbau para pemilih untuk memilih Walikota Milan Letizia Moratti dan bukan Giuliano Pisapia, dari partai yang beraliran tengah-kiri - yang telah dicap ekstremis kiri - pada pemilu yang dijadwalkan belangsung Mei 28-29 mendatang.

Moratti yang merupakan mantan menteri pendidikan nasional dari PDL, mengatakan ia menentang pembangunan masjid di Milan seperti yang diminta dewan kota, yang sebagian besar masyarakatnya merupakan imigran Muslim. Rencana pembangunan Masjid di ibukota finansial Italia itu, "akan menjadikan Milan sebagai pusat aktivitas Muslim di seluruh Italia, yang kemungkinan bakal tidak terkendali."

Kandidiat Walikota yang lain, Pisapia mengkritik sikap Moratti tersebut. Ia mengatakan bahwa kota harus melayani masyarakat Muslim yang anggotanya saat ini dipaksa shalat di tempat-tempat 'informal' seperti sekolah dan garasi dan bukan di masjid. Milan telah menjadi 'wilayah' kubu tengah-kanan selama hampir dua dekade dan saat ini yang dikuasai koalisi antara PDL dan federal dan anti-imigrasi Liga Utara - pihak yang juga mitra yunior Berlusconi dalam pemerintahan nasional.

Yakin kemenangan akan diraih, awal bulan ini Berlusconi telah mengatakan bahwa pemilihan lokal Italia merupakan ujian popularitas pemerintahannya selama dua tahun sebelum mandatnya berakhir. Namun, pada hasil putaran pertama pekan lalu di Milan membuat kejutan, dimana masing-masing kandidat tidak mendapatkan suara mayoritas. Bekas komunis Pisapia memaksa Moratti tunduk, dengan meraup sekitar 48 persen suara dengan berbanding 42 persen.

sumber : www.monstersandcritics.com
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement