REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, rekrutmen kader partai politik perlu diperbaiki karena kualitas politisi di DPR akan sangat ditentukan oleh proses pengaderan di partai. Menurut Marzuki, ada persoalan dalam rekrutmen kader partai politik (parpol) yang menyebabkan kinerja DPR saat ini menjadi lemah. "Kelemahan ini harus diperbaiki agar kualitas DPR mendatang juga bisa lebih baik," katanya.
Tanpa perbaikan sistem rekrutmen parpol yang baik, katanya, mustahil DPR dapat diperbaiki.
"Contohnya saat ini, sekitar 70 persen anggota DPR itu muda dan baru. Ini tentunya membanggakan, namun di sisi lain juga menyebabkan masalah. Kesalahan bukan pada anggota DPR tersebut tapi pada parpol yang tidak memiliki ukuran dalam menentukan calon anggota legislatifnya dalam pemilu yang tentunya berimbas pada kinerja DPR," ujar Marzuki.
Marzuki mengatakan, tugas parpol untuk melakukan pembinaan terhadap kader-kadernya sehingga caleg-caleg yang lolos menjadi anggota DPR pun bisa langsung siap bekerja tanpa harus melakukan penyesuaian yang berlarut-larut. "Caleg yang diajukan selama ini oleh parpol banyak yang belum terukur. Kaderisasi dan pembinaan oleh parpol terhadap kader mereka pun masih lemah dan belum terukur," katanya.
Dia mengatakan, parpol boleh saja mencalonkan seseorang yang populer, namun faktanya saat ini popularitas saja tidak akan cukup bagi seseorang untuk menjadi anggota DPR dalam menjalankan tugasnya. "Popularitas semata tidak bisa membuat DPR menjadi lebih baik, harus juga ditambah modal politik bagi caleg-caleg tersebut, caranya dengan pembinaan kader," katanya.
Selain itu, sistem pendukung DPR yang lemah semakin mempersulit anggota-anggota baru untuk melaksanakan tugasnya. Dia juga mencontohkan bahwa anggota DPR saat ini baru memiliki dua staf ahli, yang tidak dapat diandalkan sepenuhnya untuk membantu kelancaran tugas-tugas anggota DPR. "Itu yang saya sampaikan soal kelemahan sistem," katanya.
Karena itu, dia mengharapkan kalau memang menginginkan DPR menjadi lebih baik, maka parpol harus senantiasa membenahi kader-kadernya. "Kalau DPR saja yang membenahi diri, sementara parpol tidak, maka tidak akan ada perubahan," katanya.