Rabu 25 May 2011 11:06 WIB

Kulit Putih Mengaku Kian Didiskriminasi Ketimbang Kulit Hitam?

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kulit Putih mengaku kian terdiskriminasi dibandingkan Kulit Hitam.
Foto: inilah.com
Kulit Putih mengaku kian terdiskriminasi dibandingkan Kulit Hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Meski selalu menampakkan diri sebagai pemuka demokrasi yang mengutamakan hak asasi manusia, AS masih terbelit masalah rasial. Sebuah studi gabungan dari Universitas Harvard dan Universitas Tufts mengatakan warga AS berkulit putih merasa paling menderita dalam persoalan rasial ketimbang warga AS berkulit hitam.

"AS  mengalami persengketaan rasial dan budaya selama beberapa dekade. Namun, ada pergeseran baru yakni perkembangan rasial mengarah pada prasangka anti-kulit putih," komentar  Michael Norton dan Samuel Sommers, dua peneliti dari dua kampus tersebut seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Selasa (24/5).

Sebelumnya, sosiolog dari Harvard dan Tufts melakukan investigasi terhadap 209 kulit putih dan 208 kulit hitam terkait perlakukan rasisme semenjak tahun 1950 dalam skala 1-10. Hasil penelitian menunjukkan warga AS berkulit hitam dan kulit putih melihat rasisme anti-hitam menurun selama beberapa dekade.

Warga kulit hitam melihat rasisme terhadap kaum mereka secara bertahap menurun dari 9,7 persen menjadi 6,1 persen pada 1990-an.

Namun, warga kulit putih AS melihat gambaran berbeda, mereka mmengatakan perlakuan rasis terhadap warga AS berkulit putih naik 1.4 -1.8 persen pada 1950-an menjadi 4,7 persen pada tahun 2000-an.

Semua yang disurvei ditanyai pemikiran tentang Indikasi seberapa besar warga kulit hitam, atau kulit putih menjadi korban diskriminasi di Amerika Serikat dalam beberapa dekade.

Merespon hasil tersebut, kedua periset, mengatakan bahwa terlepas dari prediksi bahwa terpilihnya Barack Obama pada pemilu 2008 akan menjadi pertanda era Amerika 'pascarasial', namun, itu tidak terjadi.

Mereka menyimpulkan, kebingungan seputar sengketa hukum dan budaya yang terjadi selama beberapa dekade terakhir justru mengungkapkan kontroversi rasis terbaru yang menjadi daya tarik yakni muncul keyakinan prasangka anti-kulit putih.

They concluded: 'A flurry of legal and cultural disputes over the past decade has revealed a Warga kulit putih meyakini bahwa bandul pendulum kini telah berayun di luar keseimbangan ke arah diskriminasi anti-putih.

Warga kulit putih berpikir bahwa kemajuan banyak dicapai dibanding warga kulit hitam, tapi kulit putih juga meyakini progres itu terkait dengan ketimpangan baru, yakni pengeluaran mereka. Mengutip beberapa studi sebelumnya, kedua peneliti berspekulasi bahwa orang-orang kulit putih cenderung melihat topik apa pun mengenai minoritas etnis sebagai serangan terhadap nilai-nilai kulit putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement