Kamis 26 May 2011 20:59 WIB

Biaya Bangun Jalan Sama dengan Buat Puluhan Pesawat? Pilih Mana Dong?

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sebagai negara dengan karakteristik kepulauan, Indonesia sewajarnya memperkuat transportasi udara dan laut, demikian menurut direktur utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso. Dalam beberapa kasus, ia menilai pemikiran itu belum dipahami.

Ia mengacu pada sejumlah daerah pelosok terpencil yang masih saja mengandalkan transportasi darat . “Kita perlu melirik opsi transportasi yang lain. Meski tidak menafikan keberadaan transportasi darat,” katanya, di Jakarta, Rabu (26/5).

Budi mencontohkan kawasan timur Indonesia seperti Papua. Dia sempat terkejut saat diskusi bersama gubernur Papua soal pembangunan jalan yang menghubungkan antar daerah di Papua.

Budi mengetahui bahwa provinsi Papua saat membangun jalan ratusan kilometer membutuhkan dana yang sama besar untuk membuat banyak pesawat. “Biaya setiap tahunnya sama seperti yang digunakan untuk membuat banyak pesawat. Itu baru jalannya saja, belum biaya pembuatannya,” kata Budi.

Contoh lain, kata Budi, ada daerah yang hanya mengandalkan kapal guna terhubung dengan daerah sekitarnya. Kondisi itu menurut dia, tidak optimal.

Hanya mengandalkan satu transportasi saja, ujarnya, tidak menjamin kemudahan akses. “Seandainya ada yang sakit lalu diantar ke rumah sakit dengan kapal?,” kata dia.

Budi mengatakan Bung Karno pernah mengeluar kebijakan yang menyatakan pelajar Indonesia hanya boleh keluar negeri untuk mempelajari dua hal yakni perkapalan dan dirgantara. Alasan bung Karno, kata Budi, Indonesia membutuhkan tenaga ahli dalam dua bidang itu untuk membuat transportasi yang menghubungkan antar wilayah Indonesia melalui laut dan udara.

“Di Eropa berbeda, transportasi darat lebih diutamakan, mengingat wilayahnya sebagian besar daratan. Lama-lama, pesawat terbang akan dikalahkan dengan transportasi darat seperti kereta Api."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement