REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Tim Densus 99/Antiteror untuk memburu koruptor atau teroris ekonomi bangsa ini.
"Kalau Tim Densus 88 untuk memburu teroris, tapi Densus 99 khusus memburu koruptor. sebab koruptor bangsa ini tidak jauh beda dengan teroris, bedanya koruptor merupakan teroris ekonomi," ujarnya di Surabaya, Sabtu.
Di sela peresmian Gedung "Millenium Building" di SD Muhammadiyah 4, Pucang, Surabaya, ia menjelaskan nama Tim Densus 99 diambil sesuai jumlah "Asmaul Husna" dengan harapan bisa menyadarkan para koruptor agar kembali ke jalan agama yang benar dan menimbulkan efek jera.
"Ini sekedar usul dan tidak ada salahnya dicoba, sebab koruptor bangsa ini hampir tidak ada yang jera, meski mereka sudah mendapat vonis hukuman," tutur Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut.
Menurut dia, hukuman bagi koruptor di bangsa ini masih jauh dari memuaskan karena dinilai tidak setimpal dan sangat tidak sepadan dengan apa yang dilakukan. Padahal, koruptor merupakan penjahat dan perampok uang rakyat dan pengkhianat bangsa sendiri.
Karena itulah, secara pribadi ia mengaku setuju dengan wacana hukuman berat, mulai hukuman potong tangan hingga hukuman mati bagi koruptor - koruptor.
Namun, lanjut dia, dalam persoalan ini dibutuhkan kesepakatan dari anggota DPR RI serta pemerintah untuk mengubah hukuman bagi para koruptor.
"Kalau hukumannya tidak berubah lebih berat, dikhawatirkan ya seperti yang terjadi sekarang ini. Masuk penjara, kemudian bebas. Seolah tidak ada efek jera," tukas pria kelahiran Sumbawa Besar itu.
Pihaknya juga mengimbau kepada semua pihak, mulai dari mahasiswa, kelompok organisasi massa lainnya untuk terus memperjuangkan melawan korupsi.