Senin 30 May 2011 15:53 WIB

Ratko Mladic Sangkal Memerintahkan Pembantaian Srebrenica

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, THE HAGUE, BELANDA - Meski telah ditangkap, Ratko Mladic menyangkal telah memerintahkan pembantaian terhadap 8.000 Muslim, bocah lelaki dan pria dewasa, pada 1995 di kota Bosnia, Srebrenica. Penyangkalan itu dungkapkan oleh anaknya.

"Apa pun yang dilakukan di Srebrenica, ia tak terlibat dan memiliki kaitan dengan itu. Perintahnya adalah untuk mengevakuasi orang yang terluka, para wanita, anak-anak dan para pejuang," ujar Darko Mladic di saat ayahnya tengah melawan ekstradisi dari Serbia untuk menghadapi pengadilan kejahatan perang PBB di The Hague, Belanda.

"Apa pun yang ia lakukan, itu berada di luar pengetahuannya. Ia sama sekali tak memiliki kaitan dengan itu."

Keluarga berniat menuntut, Senin (30/5) agar pengadilan Serbia memerintahkan pengecekan medis demi menghindari dari keputusan yang telah diketok Jumat, bahwa Mladic cukup sehat untuk menjalani sidang. "Hak asasi dasarnya sebagai manusia telah dilanggar," ujar anaknya.

Namun penuntut umum menolak permintaan itu dan menganggap sebagai taktik penundaan.

Sementara pengacara Ratko Mladic, Milos Saljid berkata, "Mustahil untuk berbicara denganya dengan akal sehat mengenai hal-hal biasa, juga mengenai kasus ini. Ia benar-benar berada dalam kondisi psikologi yang buruk."

Kriminal perang yang sebelumnya sempat terkena stroke ringan juga berkata menginginkan mengunjungi makam putrinya yang bunuh diri pada 1994 lalu.

Mladic yang menolak mengakui keberadaan pengadilan kejahatan perang di The Hague, menolak disebut pembunuh. Ia menyatakan semua kesalahan Serbia harusnya dijatuhkan terhadap Presiden Slobodan Milosevic, dalang sesungguhnya perang Balkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement