REPUBLIKA.CO.ID,ZURICH - Presiden FIFA Sepp Blatter bersikeras mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya itu tidak mengalami krisis. Meskipun, FIFA kini tengah menghadapi sejumlah tuduhan kasus korupsi yang dapat merusak citranya.
"Sepakbola tidak dalam keadaan krisis, hanya mengalami masa sulit," kata Blatter.
Blatter menolak saran pemerintah Inggris dan lainnya yang menyebutkan pemilihan presiden organisasi itu harus ditunda. Pada pekan lalu, Menteri Olahraga Inggris Hugh Robertson meminta agar pemilihan presiden FIFA ditunda. Hal ini menyusul situasi FIFA dan hanya satu kandidat Presiden FIFA.
"Jika pemerintah mencoba melakukan intervensi, maka ada sesuatu yang salah," kata dia. "Jika seseorang ingin mengubah sesuatu berkaitan dengan pemilihan ataupun kongres pada Rabu (1/6) nanti, mereka harus anggota FIFA.''
Blatter menyebutkan perubahan tidak dapat dilakukan oleh komite eksekutif. Perubahan tidak pula dapat dilakukan oleh otoritas di luar FIFA. ''Hanya kongres yang dapat melakukannya. Kongres yang akan memutuskan saya merupakan kandidat yang sah atau tidak," kata dia.
Blatter mengatakan FIFA cukup kuat untuk mengatasi masalah internalnya. Dalam pemilihan presiden FIFA, Blatter merupakan satu-satunya calon. Sementara calon lainnya, Mohamed Bin Hammam, mengundurkan diri dari pencalonan karena tuduhan memberikan tawaran insentif terhadap anggota Persatuan Sepakbola Karibia. Komite etik FiFA memutuskan untuk menskors Hamman.