Selasa 31 May 2011 15:11 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Posisi perempuan dalam keluarga memiliki peranan vital. Sebab pendidikan pertama anak diperoleh dari bimbingan ibu. Karena itu, perhatian terhadap pendidikan perempuan mutlak diperlukan. Hal itulah yang menjadi fokus konsolidasi pimpinan pusat Aisyah yang bersiap mengadakan rapat kerja nasional wilayah Jakarta, Juni mendatang.
Sekretaris PP Aisyiah, Rohimi Zamzam, saat berkunjung ke republika, Senin (30/5), mengatakan rapat kerja nasional yang beriringan dengan perayaan Milad Aisyiah ke 97 merupakan momentum yang pas untuk meningkatkan peran perempuan dalam keluarga. Sebab, keluarga merupakan unit terkecil dari pencetakan generasi penerus yang diperlukan sumbangsihnya untuk negara. Lantaran posisinya yang penting, Aisyah, menurut Rohimi, memandang pendidikan merupakan bekal yang harus dimiliki perempuan.
Pemberian bekal pendidikan dinilai Aisyiah jauh lebih penting ketimbang harus mempermasalahkan soal kesetaraan. Menurut Rohami, kesetaraan bila dilihat dari posisi apapun pasti terselip berbedaan. Dalam kerangka ketakwaan, perempuan memiliki peran tersendiri. Pada posisi itu, Aisyah, kata Rohami, melihat kecerdasan perempun lebih penting.
Untuk itu, Rohimi mengatakan, pihaknya akan memperkuat program yang sudah berjalan sebelumnya hingga benar-benar menyentuh akar rumput. Dengan demikian bisa dipastikan peranan perempuan akan tampak dengan sendirinya tanpa harus berkoar-koar menuntut kesetaraan.
Aisyah, kata Rohimi, punya pandangan organisasi perempuan selayaknya lebih fokus pada sentuhan ril ketimbang bercuap-cuap. Karena tindakan riil akan memperlihatkan bagaimana kualitas perempuan. Sebagai contoh, kata Rohimi, Aisyah tidak perlu bercuap-cuap soal terorisme dan kekerasan yang mencederai citra umat Islam.Pihaknya justru melihat pemberian pemahaman kepada perempuan soal kekerasan lebih bermanfaat.