REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Penderitaan yang dialami Khomsatun Fitriani (6), sungguh luar biasa. Bocah yang ditinggal ibu kandungnya yang merantau ke Malaysia sebagai TKW ini menjadi korban kebrutalan ayah tirinya.
Akibat kebrutalan ayah tiri, gadis yang belum sekolah SD ini mengalami luka parah. Tulang paha kaki kirinya patah, dan di berbagai bagian tubuhnya terdapat bekas luka bakar akibat sundutan api rokok. Bukan itu saja, di pergelangan tangan gadis yang biasa disapa Atun ini juga ada bekas luka seperti bekas ikatan tali.
Atun, kini masih tergeletak lemah di ruang perawatan kelas III Bangsal Seruni Rumah Sakit Margono Sukarjo, Purwokerto. Untuk sekedar duduk pun, bocah tersebut merasa kesakitan. Kaki kirinya yang patah sudah terbalut gips. Di rumah sakit tersebut, dia ditunggu oleh pamannya, Wagimin (49) dan neneknya, Sadiyem (65).
Adalah Sobirin, ayah tiri korban yang dituduh telah melakukan penganiayaan tersebut. Penegasan ayah tiri korban yang melakukan penganiayaan tersebut, disampaikan Wagiman dan Sadiyem.
Wagimin menjelaskan, ibu korban, Tumini (33), berangkat ke Malaysia sudah dua tahun silam. Sejak ibunya bersangka, Atun sebenarnya dititipkan di rumah pamannya, Wagiman, di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap.
Namun sejak sebulan lalu, Atun diambil ayah tirinya dan tinggal di rumahnya di Desa Bolaksari Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap. ''Karena Sobirin ayah tirinya, maka saya ijinkan. Bagaimana pun kan dia sudah terikat hubungan keluarga dengan kami, karena dia menjadi suami adik saya,'' katanya.
Pada Senin (23/5) lalu, Wagimin bermaksud menjemput Atun di rumah adik iparnya itu. ''Saya menjemput Atun, karena dia akan saya daftarkan sekolah di SD desa saya,'' katanya.
Namun betapa terkejutnya dia, karena saat itu melihat Atun dalam kondisi menyedihkan. Atun hanya bisa menggeletak di kursi panjang karena tidak bisa berjalan. Sedangkan di beberapa bagian tubuhnya terdapat bekas sundutan rokok.
''Saya terkejut sekali melihat kondisi Atun. Waktu diambil bapak tirinya dari rumah saya, kondisinya sehat-sehat saja. Tapi waktu mau saya jemput, kok kondisinya seperti ini,'' katanya.
Saat ditanyakan kenapa tidak bisa jalan, Atun hanya menjawab karena jatuh. Tapi waktu ditanya apakah dipukul bapak tirinya, Atun mengangguk.
Mendapat pengakuan seperti itu, Wagimin langsung melapor ke polisi Polsek Bantarsari. Sedangkan Atun, langsung dibawa ke RSUD Cilacap. Namun oleh RSUD Cilacap, karena kondisinya lukanya cukup parah, ia kemudian dirujuk ke RS Margono Sukarjo Purwokerto.