Selasa 31 May 2011 17:05 WIB

Terlibat Jaringan Rahasia, Kepala Polisi Lebanon Ditindak Secara Hukum

Red: cr01
Jenderal Achraf Rifi menghadapi tindakan hukum karena terkait dengan jaringan telekomunikasi rahasia.
Foto: AFP
Jenderal Achraf Rifi menghadapi tindakan hukum karena terkait dengan jaringan telekomunikasi rahasia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Kepala Kepolisian Lebanon menghadapi tindakan hukum karena terlibat dalam kasus jaringan telekomunikasi rahasia. Presiden Lebanon Michel Sleiman telah menyerahkan kasus ini ke Departemen Kehakiman, Senin (30/5) kemarin.

Presiden Sleiman meminta Menteri Kehakiman untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap Jenderal Achraf Rifi, setelah komandan polisi itu menolak menarik pasukannya dari sebuah bangunan milik negara di mana jaringan tersebut berada.

"Presiden meminta Menteri Kehakiman, Ibrahim Najjar, agar mengambil tindakan hukum yang diperlukan menyusul penolakan kepala polisi untuk mematuhi permintaan Menteri Dalam Negeri bahwa lantai dua gedung milik Kementerian Telekomunikasi harus dikosongkan," demikian peryataan kantor Sleiman.

Ziad Baroud, Penjabat Menteri Telekomunikasi, mengundurkan diri dari posisinya akhir pekan lalu karena masalah ini. Sektor telekomunikasi Lebanon menjadi rebutan para pihak yang terlibat perseteruan politik negara.

Kelompok Hizbullah dan sekutu Kristen-nya, mantan komandan militer Michel Aoun, menuduh Rifi—dianggap sekutu dekat Perdana Menteri Saad Hariri—menggunakan jaringan telekomunikasi milik negara untuk kepentingan pribadi. Lebanon—yang memiliki salah satu sektor telekomunikasi termahal di dunia—mempunyai dua provider telekomunikasi bergerak; Alfa dan MTC Touch.

Provider telekomunikasi negara, OGERO, mengatakan lantai dua bangunan miliknya yang terdapat di Beirut merupakan tempat kerja staf mereka untuk jaringan telekomunikasi ketiga yang didanai China. Menurut OGERO, jaringan tersebut masih sedang diuji, tetapi Aoun menuduh jaringan tersebut telah digunakan oleh Hariri.

Hizbullah—yang didukung Iran dan Suriah—telah menuding biro intelijen polisi sebagai "milisi intelijen" karena terlibat dalam kontroversi telekomunikasi tersebut.

Pada Mei 2008, orang-orang bersenjata yang dipimpin oleh Hizbullah turun ke jalan di Beirut, memprotes tindakan keras negara pada jaringan komunikasi pribadi milik mereka.

Hizbullah juga menuduh Israel menerobos jaringan telekomunikasi Lebanon, menyusul adanya laporan-laporan—yang belum diverifikasi—bahwa anggota kelompok Syiah itu terlibat dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri—ayah Saad Hariri—pada 2005 silam.

Pemerintah Libanon runtuh pada 12 Januari lalu, ketika Hizbullah dan sekutu-sekutunya menarik menteri mereka dari kabinet dalam perseteruan panjang penyelidikan kasus pembunuhan Hariri yang didukung PBB.

sumber : Lubnan Al-Aan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement