Rabu 01 Jun 2011 16:38 WIB

Sejarawan: Pancasila tak Bertentangan dengan Islam

Pancasila
Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Ideologi Bangsa Indonesia, Pancasila, ternyata tidak bertentangan dengan ajaran Islam, kata Sejarawan Prof Achmad Mansur Suryanegara dalam diskusi "Pancasila dan Generasi Muda" dalam rangka Peringatan Hari Pancasila, di Ruang Utama Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) Kota Bandung, Rabu.

Menurut Prof Mansur para kiai besar di Tanah Air ini ikut serta atau menjadi salah satu penggagas dalam pembentukan Pancasila. "Ayah Kandung Gus Dur, KH Wahid Hasyim adalah satu penggagas Pancasila, tapi mereka ditiadakan dalam fakta sejarah," kata Prof Mansur.

Menurutnya, ketiadaan fakta sejarah ini yang membuat pandangan bahwa Pancasila bertentang dengan ajaran Islam.

Selain itu, lambang bintang dalam Pancasila bukanlah lambang bintang semata. "Lambang bintang dalam Pancasila namanya bukan bintang tapi Nurcahaya dalam bintang," katanya.

Sementara itu, Pengamat Pergerakan Generasi Muda Oky Syaiful R Harahap menyatakan bahwa ber-Pancasila berarti ber-Indonesia. "Jika ditelaah lebih jauh, ber-Pancasila berarti ber-Indonesia karena nilai Pancasila adalah kandungan harta yang digali dari bumi pertiwi," kata Oky.

Menurutnya, bagi kaum muda saat ini tantangan ke depan bukan hanya mengangkat bambu runcing dalam mengusir penjajah. Namun, kata Oky, jauh lebih fundamen dari itu ialah mempersiapkan diri dan lingkungan sekitar agar menjadi juara. Ia menambahkan, untuk pendidikan formal diperlukan sebuah kebijakan pemerintah untuk melakukan ideologisasi Pancasila.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement