Ahad 05 Jun 2011 17:37 WIB

Pemimpin Sekaligus Otak Intelektual Penembak Polisi di Palu Berinisial S

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: cr01
Tim Labfor dan Inafis Polda Sulteng melakukan rekontruksi peristiwa penembakan 3 anggota Polisi yang bertugas di Bank Central Asia (BCA) Cabang Palu.
Foto: Antara/Zianuddin
Tim Labfor dan Inafis Polda Sulteng melakukan rekontruksi peristiwa penembakan 3 anggota Polisi yang bertugas di Bank Central Asia (BCA) Cabang Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Polri masih mengejar tiga orang yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait penembakan polisi di depan kantor BCA Palu, Sulawesi Tengah, yaitu S alias AW, B alias O dan MN alias PE.

Salah satu dari tiga DPO tersebut, S alias AW, merupakan pemimpin sekaligus otak intelektual dalam kasus penembakan yang menewaskan dua orang polisi tersebut. "Ada tiga DPO, aktor intelektual dan terlibat proses perencanaan yaitu S alias AW," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (5/6).

Boy menambahkan ketiga orang DPO tersebut, termasuk S, masih berkeliaran dan bersembunyi di sekitar Poso, Sulteng. Ketiga DPO itu sangat mengenal medan di Poso karena S merupakan warga asli dari daerah yang pernah terjadi konflik tersebut.

Menurut Boy, S merupakan seorang yang sangat pintar dalam merakit bom. Maka itu, S sangat berbahaya dan harus segera ditangkap. "S sangat berbahaya. Tapi yang merakit bom belum terdeteksi. Sifatnya memberi dukungan pendanaan," imbuhnya.

Dalam penggeledahan yang dilakukan pada Rabu (1/6) lalu, polisi menemukan tempat penyimpanan delapan bom pipa. Namun bom tersebut belum berisi bahan peledak, hanya terdapat paku berukuran lima sentimeter serta alat pendukung lainnya. "Saat ini telah dilakukan pemeriksaan komponen pada bom-bom itu," tandasnya.

Sebelumnya, Polisi telah menangkap lima orang tersangka terkait penembakan polisi di Palu, Sulteng, yaitu Fauzan, Aryanto, Firdaus dan Faruk alias Dayat serta AR (kakak ipar Aryanto). Fauzan dan Faruk ditangkap dalam keadaan tewas pada Sabtu (4/6) lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement