Senin 06 Jun 2011 12:20 WIB

Pengiriman Peti Mati ke Kantor Media Bahayakan Demokrasi

Rep: Esthi Maharani / Red: Didi Purwadi
Pramono Anung
Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Sejumlah kantor media mendapatkan kiriman peti mati pada Senin, (6/6). Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR, Pramono Anung menegaskan hal tersebut merupakan bentuk terror. “Pengiriman peti mati ini menunjukan cara atua praktek memberikan swasensor atau ketakutan kepada institusi media mulai terjadi. Dan itu membahayakan bagi kehidupan demokrasi,” katanya Senin, (6/6).

Sebab, lanjutnya, dalam dalam demokrasi, media merupakan penyokong keempat dari demokrasi itu sendiri. Semua pihak bisa saja berbeda pendapat, tidak suka, atau merasa dikritik berlebihan oleh media, tetapi cara terror yang dilakukan justru menunjukkan anti-demokrasi dan ketidakdewasaan.

“Ini harus dilawan bersama-sama,” katanya.

Seandainya ada pihak yang hendak mengalihkan isu dengan teror peti mati ini, menurut Pram, akan menuai kerugian. Apa yang diharapkannya tak akan tercapai. "Ini merugikan pihak-pihak yang berkepentingan, katakanlah yang hendak mengalihkan isu," tandasnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua DPR yang lain, Priyo Budi Santoso meminta kepolisian untuk ikut mengungkap pengirim peti mati ke sejumlah kantor media. "Polisi harus segera mengungkap dan mencari siapa pelaku teror, apalagi ini dikirim ke media-media," ujar Priyo.

Ia beranggapan setelah terror buku yang membuat heboh, terror peti mati ini merupakan terror gaya baru. Terlebih lagi, terror ini sudah dikaitkan dengan dunia mistik.

Senin pagi, sejumlah kantor media di Jakarta mendapatkan terror peti mati. Beberapa diantaranya kantor detik.com, kompas.com, The Jakarta Post, okezone, RCTI, Tempo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement