Senin 06 Jun 2011 12:28 WIB

Peti Mati ke Media : Promosi atau ... ?

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Didi Purwadi
Peti mati yang diterima satpam ANTV
Foto: Twitter
Peti mati yang diterima satpam ANTV

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - Entah apa maksudnya, beberapa kantor media massa di Jakarta mendapat kiriman peti mati. Belakangan terungkap pengiriman itu adalah promosi sebuah situs. Tapi, tanggapan serius tetap bermunculan.

"Entah (kiriman) dari siapa, media (penerima) perlu lapor resmi ke polisi," tegas Ketua Fraksi PDIP di DPR, Tjahjo Kumolo, Senin (6/6). Menurut dia, motivasi pengiriman peti mati itu harus diusut.

"Ini menciderai demokrasi," imbuh Tjahjo. Anggota Komisi I DPR ini mempertanyakan dengan serius apa motivasi pengiriman tersebut.

Tjahjo menilai media massa terbuka terhadap kritik dan saran. Termasuk untuk klarifikasi berita. Karenanya, pengiriman peti mati tanpa identitas jelas pengirimnya itu harus dicari motivasinya. "Pasti ada motivasinya. Apakah cari sensasi atau ancaman (misalnya) untuk tak memberitakan sesuatu ?" tanya dia.

Informasi yang dihimpun Republika menyebutkan kiriman itu diantar dengan ambulans. Di dalam peti juga didapatkan kembang setaman. Beberapa media yang mendapat kiriman antara lain Jakarta Post, kompas.com, RCTI, dan SCTV.

Belakangan diketahui kiriman itu adalah bagian promosi dari sebuah situs yang akan diluncurkan petang ini. Namun, komentar negatif atas cara promosi itu tetap muncul. Apalagi, peti mati kerap menjadi simbol protes atau ancaman dalam beragam peristiwa.

Penggiat RUU BPJS, Rieke Diah Pitaloka, berharap aksi bombastis ini tak menjadi alat baru pengalih isu. "Saya berharap ini tidak membuat media beralih fokus dari hal-hal yang lebih penting menyangkut rakyat," tegas dia.

Rieke juga mengecam model promosi semacam ini. Karena, rentan digunakan sebagai propaganda ketika penguasa sampai turun tangan berkomentar atas hal tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement