REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kapasitas truk yang melewati jalan memang selalu bertambah setiap bulan. Menurut Menteri Perindustrian, Hidayat, peningkatan itu menunjukkan pertumbuhan dalam transaksi dan aktivitas ekonomi.
Namun, di sisi lain, ia melihat, ada dampak kemacetan atau stagnasi lalu lintas. "Sehingga, DKI DKI Jakarta secara sepihak ingin penutupan sama sekali, itu tidak mungkin," katanya di Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (6/6).
Kebijakan yang bisa dikeluarkan adalah win-win solution, seperti uji coba yang sekarang ini diterapkan minimal. Sedangkan maksimal adalah penerapan strategi baru pengembangan infrastruktur.
Menurut Hidayat, banyak jalan tol yang sebetulnya berfungsi untuk kepentingan ekonomi nasional, yakni logistik dan angkutan barang. "Kita juga bicara kenapa tidak kita intensifkan railway dari Banten menuju Jatim. Itu kita investasi di bidang railway, sehingga tidak terbebani seluruhnya di angkutan darat," katanya.
Hidayat memperingatkan pula ada sinyalemen bahwa permintaan truk dari investor meningkat terus. "Sehingga, anda mau beli truk baru, HINO misalnya, you harus nunggu empat sampai lima bulan, artinya permintan-nya tinggi," katanya.
Hidayat mengatakan, strategi pembatasan melalui uji coba bisa diteruskan sambil mempercepat jalur-jalur yang belum efektif bisa dibuka. "Terus masalah RUU yang terkait untuk pembebasan lahan itu harus kita selesaikan," katanya. Dalam dua tahun ini, tegasnya, pembangunan jalan tol dan jalan-jalan negara itu harus direalisasikan.