REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Kekerasan kembali terjadi di Irak, Senin (6/6), menewaskan 21 orang termasuk lima tentara AS. Ini adalah hari paling mematikan bagi pasukan AS selama lebih dari dua tahun, dan hanya beberapa bulan menjelang penarikan mereka sepenuhnya dari Irak.
Militer AS tidak memberikan rincian tentang bagaimana serdadunya tewas, namun pejabat Kementerian Dalam Negeri dan seorang perwira polisi Irak mengatakan lima roket menghantam kamp pasukan AS di pinggiran Baghdad.
"Lima anggota pasukan AS tewas di Irak Tengah, Senin ini," demikian pernyataan militer AS, tanpa rincian lebih lanjut.
Kapten Dan Churchill, Juru bicara Militer AS, menolak memberikan rincian tentang bagaimana pasukannya tewas.
Pejabat Irak mengatakan, dua mayat pemberontak ditemukan di luar pangkalan militer AS, dalam kondisi terbakar parah akibat ledakan roket yang mereka bawa dalam kendaraan.
Ini adalah jumlah tertinggi personel militer AS yang tewas dalam sehari sejak 11 Mei 2009, ketika seorang tentara AS ditangkap dan dihukum karena menembak lima rekannya di pangkalan militer di luar Baghdad.
Menurut hitungan AFP, ditambah dengan korban Senin ini, maka jumlah tentara AS yang tewas di Irak menjadi 4.459 sejak invasi pimpinan AS untuk menggulingkan Saddam Hussein pada 2003.
Sekitar 45.000 tentara AS masih berada di Irak, yang ditugaskan untuk melatih dan memperlengkapi militer Irak. Walaupun terkadang mereka masih turut ambil bagian dalam operasi-operasi kontra-teror secara bersama-sama. Seluruh pasukan AS harus angkat kaki dari Irak sepenuhnya akhir tahun ini, berdasarkan ketentuan pakta keamanan bilateral.
Para pemimpin Irak masih mempertimbangkan apakah akan memperpanjang kehadiran militer AS ataukah tidak. Sementara para pejabat tinggi AS meminta petinggi-petinggi Irak untuk segera memberikan putusan.