REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Satuan Pelaksana (Satlak) Program Indonesia Emas (Prima) menerima keputusan Komite Normalisasi yang menyatakan Alfred Riedl bertugas sebagai pelatih tim nasional U-23. Tapi, Satlak Prima meminta Riedl tidak melakukan perubahan nama 44 pemain yang sudah dipanggil pada Mei lalu.
“Kalau ada Riedl atau bahkan dua orang lain seperti Riedl, kita terima. Yang terpenting ketika SEA Games Indonesia berada di final menghadapi siapapun lawannya,” kata Ketua Satlak Prima, Tono Suratman, di Jakarta, Selasa (7/6).
Tono mengatakan bahwa dirinya sudah membicarakan dengan Rahmad Darmawan. Arsitek Persija Jakarta itu sebelumnya ditunjuk untuk menukangi tim yang akan berlaga di SEA Games pada November tahun ini. “Pada prinsipnya, Rahmad dan kami dari Satlak sepakat bahwa semua ini demi kepentingan Merah Putih,” kata dia.
Tono berharap segera bertemu dengan Badan Tim Nasional (BTN) untuk menyusun susunan kepelatihan timnas U-23. Selain itu, Satlak Prima ingin membicarakan mengenai gaji arsitek asal Austria tersebut.
Riedl menerima gaji sebesar 15 ribu dolar AS (Rp 135 juta) setiap bulannya. Namun, Satlak Prima hanya menganggarkan maksimal 5 ribu dolar AS (Rp 45 juta) untuk gaji pelatih asing. “Jadi, sisanya terserah PSSI,” kata Tono.
Tono juga mengatakan bahwa pergantian pelatih ini tidak mengubah skuat timnas U-23 yang diumumkan pada awal Mei silam. Skuat tersebut sudah mengikuti pelatihan pembangunan karakter di markas Kopasus, Batujajar, Jawa Barat, bulan lalu. “Awal Juli, mereka masuk Pelatnas. Atlet-atletnya tidak akan berubah, yaitu 44 orang yang mengikuti pelatihan ke Batujajar,” kata dia.