REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Indonesia dan Austria mengelar Dialog Lintas Agama (DLA) untuk ketiga kalinya yang diselenggarakan di dua kota yaitu di Wina dan Salzburg, Austria sejak Senin (6/6) dan berakhir Jumat (10/6).
Dialog tahun ini mengusung tema "Religious Pluralism, Freedom of Religion Responsibilities of State, Society and Religious Communities". Acara pembukaan berlangsung di Akademi Diplomatik Wina (Diplomatische Akademie Wien/DA Wien) Senin (6/6) dan terbuka untuk masyarakat umum.
Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Direktur DA Wien, Elizabeth Bertagnoli menyampaikan sejarah singkat pendirian DA Wien dan komitmen institusi tersebut dalam mendukung kegiatan DLA antara kedua negara yang dimulai sejak tahun 2009 lalu.
Dirjen Kebijakan Budaya Kemlu Austria, Dubes Martin Eichtinger, mengharapkan dialog lintas agama kedua negara tahun ini dapat ditempatkan dalam konteks HAM. Sekaligus mengajak Indonesia bekerjasama tidak saja di tataran bilateral, namun juga di tataran multilateral dalam kerangka aliansi peradaban.
Sementara Duta Besar RI untuk Austria, I Gusti Agung Wesaka Puja, mengatakan kegiatan ini penting sebagai salah satu upaya pemberdayaan kaum moderat kedua negara, yang pada akhirnya dapat menciptakan perdamaian dan harmoni antar peradaban.
Kegiatan DLA tahun ini memiliki makna penting karena merupakan bentuk implementasi dari pernyataan bersama kedua negara pada 9 November 2010 lalu, untuk bekerjasama di area lintas agama dan budaya, yang ditandatangani pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Austria Heinz Fischer ke Indonesia.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang dilakukan untuk pertama kalinya di Austria pada Mei 2009 dan DLA ke-2 di Yogyakarta, Indonesia pada September 2010 lalu. Selama lima hari, dialog diisi antara lain dengan kegiatan simposium dan diskusi kelompok ahli, pertemuan bilateral masing-masing wakil pemerintah dan tokoh agama dari kedua negara.
Delegasi RI yang hadir antara lain Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Kemenag serta tokoh agama dan akademisi. Mereka antara lain Direktur Pasca-Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Prof DR Azyumardi Azra, Prof Dr Franz Magnis Suseno dari STF Dryarkara, DR Fatimah Husein dari UIN Sunan Kalijaga, dan Pendeta Lidya Kambo Tendirerung dari Sekolah Teologi Indonesia Timur.