REPUBLIKA.CO.ID, KHIRDALAN - Pihak berwenang di Azerbaijan akhirnya menyingkirkan monumen Presiden Mesir Hosni Mubarak yang terguling dan kini sedang sakit di tengah proses hukum yang menjeratnya.
Patung mantan presiden Mesir dalam kondisi duduk di sebuah kursi di depan tiga piramida itu, disingkirkan dari sebuah taman di kota Khirdalan dekat ibukota Azerbaijan, Selasa (7/6) kemarin.
"Seharusnya monumen ini dipindahkan sejak lama," kata Ali Muradov, warga setempat kepada AFP. "Jika rakyatnya sendiri menolak, mengapa patungnya harus dibangun di negara kita?"
Patung Mubarak di taman tersebut digantikan dengan patung yang menggambarkan seorang tokoh Mesir kuno, yang didedikasikan sebagai lambang persahabatan Baku dengan Kairo.
Pada Februari lalu, sekelompok kecil aktivis oposisi berunjuk rasa di dekat monumen Mubarak. Mereka menuding mantan penguasa Mesir itu sebagai simbol otoritarianisme dan menuntut pembongkaran patungnya. Setelah itu, kawasan ini berada di bawah penjagaan ketat polisi.
Pihak oposisi berharap pemberontakan di dunia Arab dapat menginspirasi protes serupa di Azerbaijan—negara Muslim yang kaya sumber energi dan merupakan pemasok penting minyak dan gas ke Eropa.
Namun serangkaian demonstrasi tidak sah dalam beberapa bulan terakhir, gagal menarik dukungan besar rakyat. Polisi membubarkan paksa para demonstran dan menangkap beberapa aktivis.