REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya meringkus seorang siswi Kelas III SMP berinisial FC (15) yang "menjual" teman sekolahnya sendiri, CN. "Tersangka FC nekat menjual temannya untuk melayani nafsu dari seorang pria. Meski usianya masih belia, namun sepak terjang tersangka ini sudah dikenal lama," ujar Kasat Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo di Surabaya, Jumat.
Di hadapan penyidik, FC yang tinggal di kawasan Jalan Kupang Jaya, Surabaya, ini mengaku sudah tiga kali melakukan aksinya. Setiap transaksi, ia mengaku tidak sendirian, tapi dibantu oleh seseorang yang bertugas sebagai pencari pria hidung belang. Tersangka sendiri mengaku nekat menjual temannya karena sangat butuh biaya untuk keperluan sehari-hari. Meski ia masih sekolah, namun ia mengaku membutuhkan banyak uang.
Untuk sekali transaksi, tersangka mengaku mematok harga sebesar Rp700 ribu. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp500 ribu diberikan kepada CN, sedangkan sisanya sebesar Rp200 ribu diambil FC. Setelah mencapai kesepakatan, tugas FC yaitu mengantarkan CN ke hotel yang sudah ditetapkan.
Menurut Anom Wibowo, terbongkarnya kasus tersebut bermula ketika ada informasi masyarakat yang menyebut ada perdagangan anak di bawah umur di sebuah hotel di Surabaya. Pihaknya langsung meluncur ke lokasi dan berhasil menangkap tiga orang sekaligus.
Selain itu, ada juga FC yang bertindak sebagai penyedia jasa, serta AH (16) yang merupakan rekan CN, namun polisi tidak menyebutkan siapa "pemesan" para pelajar tersebut. Informasi yang beredar, ternyata masa lalu FC dipenuhi kisah suram. Ia mengaku pernah menjadi korban layaknya CN. Perempuan dengan rambut sebahu itu pernah dijual oleh rekannya, bahkan ia juga mengaku kecewa dengan sikap pacarnya.
Dari hasil penangkapan ini, polisi menyita barang bukti, yakni uang tunai Rp700 ribu yang sudah dibawa tersangka, bukti pembayaran kamar hotel, ponsel, serta alat kontrasepsi. "Kami masih melakukan pengembangan penyelidikan untuk mencari kemungkinan ada pelaku lainnya yang terlibat, terutama jaringan para pelaku perdagangan manusia ini," kata Anom menegaskan.