Selasa 14 Jun 2011 10:58 WIB

Jembatan Penyeberangan Bolong Bawahnya, Pejalan Perempuan Rentan Diintip dari Bawah

Rep: Prima Restri / Red: Didi Purwadi
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA;), Linda Amelia Sari Gumelar.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA;), Linda Amelia Sari Gumelar.

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan berperspektif gender. Jembatan penyeberangan yang dibangun oleh pemerintah daerah itu masih banyak yang bolong-bolong bagian bawahnya.

''Perempuan yang menggunakan jembatan penyeberangan merasa tidak nyaman. Karena, banyak perempuan menggunakan rok,'' tutur Linda saat advokasi dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Selasa (14/6).

Perspektif gender dalam pembangunan harus memenuhi sesuai kebutuhan. Jembatan penyebarangan seharusnya tertutup sehingga tidak ada kesempatan orang lain untuk mengintip dari bawah saat perempuan berjalan di atas jembatan.

Begitu juga dengan pembangunan sarana umum seperti kamar kecil. Seharunya jumlah bilik kamar mandi khusus perempuan itu lebih banyak dari laki-laki. Karena laki-laki lebih praktis saat menggunakan kamar kecil, sedangkan perempuan lebih rumit.

''Jika jumlah kamar kecil sama antara perempuan dan laki-laki, maka akan terjadi antrian pada kamar kecil perempuan,'' kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement