REPUBLIKA.CO.ID,ADEN--Puluhan orang bersenjata yang diduga gerilyawan Al-Qaidah menyerang bangunan-bangunan pemerintah dan keamanan di kota Huta, Yaman selatan, Rabu, menewaskan seorang polisi dan mencederai enam orang, kata beberapa petugas medis dan penduduk. Bentrokan sengit meletus pada saat fajar antara orang-orang bersenjata dan polisi di sekitar kantor lokal intelijen dan bank sentral, serta pengadilan di Huta di provinsi Lahij, kata penduduk.
Seorang petugas medis di rumah sakit Ibn Khaldun mengatakan, pihaknya menerima mayat seorang polisi yang tewas dalam serangan dan enam orang lain dirawat karena terluka. Penduduk mengatakan, orang-orang yang diduga gerilyawan Al-Qaidah menyebar di tempat-tempat pertanian di sekitar kota itu.
Serangan itu meningkatkan kekhawatiran bahwa Huta mungkin jatuh ke tangan kelompok jihad setelah orang-orang bersenjata menguasai sebagian besar Zinjibar pada akhir Mei. Pasukan keamanan Yaman ditempatkan dalam jumlah besar di Aden di tengah kekhawatiran mengenai meluasnya bentrokan antara gerilyawan Al-Qaidah dan pasukan keamanan di kota pelabuhan strategis itu.
Sedikitnya 81 prajurit dan polisi tewas dan lebih dari 200 orang cedera dalam bentrokan-bentrokan dengan militan di Zinjibar, menurut seorang pejabat militer. Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaidah, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.
Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaidah Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan. Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP). Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaidah memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.
Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaidah AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal. AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.
Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaidah. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.