REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu kuasa hukum Abu Bakar Ba'asyir, Munarman, mengatakan polisi pantas disalahkan jika pembacaan vonis berakhir ricuh. Menurut dia, polisi tak tanggap menyikapi isu-isu yang beredar belakangan.
"Misalnya isu bom lewat SMS. Mengapa tak ditangkap pelaku pengirimannya," ujar Munarman saat dihubungi sebelum pembacaan vonis terhadap Abu Bakar Ba'asyir, Kamis (16/6) pagi.
Ia mengatakan, polisi mustinya sudah mengklarifikasi seluruh isu sebelum pembacaan vonis. Dengan keadaan sekarang, ia mengatakan massa pendukung Ba'asyir tak bisa disalahkan bila terprovokasi.
"Sebagian pendukung ini kan pendidikannya rendah. Mereka sukar membedakan mana yang isu dan mana yang sebenarnya terjadi," tambah Munarman. Apapun yang terjadi selepas pembacaan vonis nanti, menurut dia, hanya reaksi atas apa yang disiapkan polisi sebelumnya.
Sementara itu, dari pantauan, sudah ratusan pendukung Abu Bakar Ba'asyir memadati halaman Gedung PN Jakarta Selatan. Sampai berita ini ditulis, pria-pria yang mengenakan sorban dan peci, serta perempuan-perempuan bercadar masih tenang menyimak pembacaan vonis. Sebelum pembacaan vonis tadi pagi, mereka sempat menggelar orasi dan doa bersama.