Jumat 17 Jun 2011 18:22 WIB

Pangkostrad Letjen Pramono Edhie Wibowo Akui Anggotanya Lakukan Penganiayaan

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Panglima Kostrad Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo mengakui lima dari oknum kesatuannya terlibat bentrokan dengan puluhan warga Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/6), dan melakukan penganiayaan. "Saat kelimanya masih diperiksa oleh POM. Dan hasil sementara memang ada beberapa oknum yang terindikasi melakukan penganiayaan," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA di Bandung, Jumat.

 

Bentrok terjadi akibat sengketa penutupan jalan akses warga terkait pembangunan sebuah hotel baru. Ditemui usai menghadiri peresmian pembangunan Rusunawa Batalyon Infanteri 330 TNI Angkatan Darat, ia mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat POM untuk melakukan pemeriksaan dan menjatuhkan hukuman sesuai kesalahan yang diperbuat. Lima anggota TNI yang terlibat dalam bentrok itu telah diamankan Polisi Militer untuk dimintai keterangan.

Sebelumnya, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kodam) III Siliwangi Kolonel (Arm) Benny Effendy mengatakan, terkait kejadian bentrokan itu lima anggota TNI diamankan. Mereka merupakan anggota Arhanud I Kostrad dan Pusat Polisi Militer. Bentrokan diduga dipicu oleh rencana manajemen Hotel L yang baru dibangun di dekat kampung warga untuk memagari jalan warga yang diakui berada di lahan milik hotel.

Ketika itu, perwakilan warga dan pengurus RW mencoba untuk mendatangi manajemen hotel, meminta agar jalan tanah itu tidak ditutup. Namun, hal itu memicu ketegangan antara pihak manajemen hotel dengan warga. "Pihak hotel meminta bantuan pengamanan dari sejumlah anggota TNI. Informasi yang saya dapat perwakilan warga ada yang kena pukul. Setelah mereka pulang, warga mendatangi lagi hotel itu," kata Camat Cileungsi HE Sukirman.

Camat menambahkan, memang lahan yang sering kali dijadikan jalan setapak oleh puluhan warga setempat ini merupakan milik sah dari pengusaha hotel. Namun, bila tanah tersebut ditutup, maka akses jalan warga akan lebih jauh dan memutar. "Warga harus memutar dan melewati gang yang jaraknya lebih jauh jika akses ditutup. Tapi, sampai saat ini pengusaha belum memagar jalan tersebut. Hanya, kemungkinan besar akan ditutup karena tanah itu milik pengelola hotel," katanya.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement