Ahad 19 Jun 2011 10:47 WIB

Tersangka Teroris Keturunan Turki Ditahan di Austria

Red: cr01
Gedung Parlemen Jerman di Berlin, disebut-sebut sebagai target serangan teroris.
Foto: AP
Gedung Parlemen Jerman di Berlin, disebut-sebut sebagai target serangan teroris.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Pihak berwenang Austria telah menangkap seseorang yang diduga ekstremis Islam anggota sebuah kelompok teroris.

"Pria 26 tahun yang diidentifikasi sebagai Yusuf O tersebut ditahan di Austria pada akhir Mei berdasarkan surat perintah penangkapan Jerman," kata Kantor Jaksa Federal Austria dalam sebuah pernyataan. "Penangkapan tidak dipublikasikan sebelumnya karena prosedur ekstradisi masih berlangsung."

Lelaki berkebangsaan Jerman keturunan Turki ini dicurigai terlibat dengan Mujahidin Taliban Jerman, sebuah kelompok fundamentalis yang dituding Jaksa Federal Austria tengah berupaya melakukan serangan di Afghanistan dan Pakistan serta menciptakan sebuah "masyarakat fundamentalis " di sana. Namun jaksa menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Media Jerman melaporkan tersangka menjalani pelatihan paramiliter di sebuah kamp teror di wilayah perbatasan Pakistan dan muncul dalam beberapa video propaganda Islam.

Pada Rabu pekan lalu, pihak berwenang Austria juga menangkap empat tersangka ekstremis lain yang dicurigai terkait dengan Mujahidin Taliban Jerman di bandara Wina. Mereka dicurigai akan berangkat menuju kamp-kamp pelatihan teroris di Afghanistan atau Pakistan.

Namun juru bicara Kantor Jaksa Federal Jerman menolak laporan yang menyatakan bahwa salah satu dari empat terduga ekstrimis tersebut tengah merencanakan serangan dengan pesawat komersial terhadap gedung parlemen negara itu. "Tidak ada indikasi persiapan-persiapan konkret untuk melakukan serangan di Jerman," kata seorang pejabat Jerman, yang enggan disebutkan namanya.

Harian Austria, Kronen Zeitung, melaporkan bahwa seorang tersangka berusia 25 tahun telah menjalani latihan penerbangan dan sedang merencanakan serangan dengan target gedung parlemen Berlin dengan membajak pesawat.

Surat kabar itu tidak menjelaskan sumber-sumber laporannya. Dan Jaksa Federal di Wina juga tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement