REPUBLIKA.CO.ID,MONTERREY--Sedikitnya 17 orang tewas dalam serangkaian serangan di Meksiko, termasuk penembakan di sebuah bar di Monterrey hanya beberapa jam setelah pembukaan turnamen sepakbola Piala Dunia di Bawah Usia 17 tahun, kata pemerintah, Ahad.
Sejumlah pria bersenjata telah menyerbu bar di kota terbesar ketiga di Meksiko itu pada Sabtu malam dan "mengeksekusi tiga orang", melukai seorang lainnya dan menculik seorang penjaga keamanan di bar itu yang kemudian ditemukan tewas, menurut seorang pejabat badan penyelidik negara bagian Nuevo Leon.
Empat orang yang lain, 18-25 tahun usia mereka, tewas Ahad pagi di Guadalupe, kota yang berbatasan dengan Monterrey. "Para korban itu berkumpul di depan salah satu rumah mereka ketika sejumlah pria bersenjata datang dalam beberapa kendaraan dan menembak mereka," kata pejabat tersebut.
Monterrey adalah salah satu kota tuan rumah turnamen sepakbola di bawah usia 17 tahun FIFA dan kota itu mengadakan dua pertandingan pada hari pembukaan Sabtu: Prancis-Argentina dan Jepang-Jamaika.
Pusat industri yang relatif makmur di Meksiko utara, yang menampung beberapa perusahaan asing, itu hingga belakangan ini dianggap sebagai tempat berlindung yang hampir aman ketika kekerasan obat bius meningkat di banyak bagian di negara itu.
Tapi perang tanah berumput berdarah antara kartel Teluk dan bekas tukang-tukang pukulnya Zetas telah meluber ke negara bagian itu dalam kurang dari dua tahun, menimbulkan tembak-menembak pada siang hari, serangan granat dan suasana ketakutan.
Sebanyak 33 pembunuhan kejam tercatat di dan sekitar Monterrey, wilayah sekitar 4 juta orang, Rabu, membuatnya hari paling keras di wilayah itu dalam sejarah belakangan ini. Sembilan orang yang lain sementara itu tewas di negara bagian Michoacan di Meksiko barat, yang mayatnya ditemukan Ahad pagi sekali, kata pemerintah, yang juga menyalahkan kekerasan di sana terkait dengan kartel obat bius.
Meksiko telah dalam cengkeraman gelombang kekerasan brutal terkait narkoba, yang telah menewaskan sekitar 37.000 orang sejak Presiden Felipe Calderon melancarkan tindakan keras militer terhadap kejahatan terorganisir pada 2006.