REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sejumlah anggota Komisi II DPR meminta Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, untuk mundur dari jabatannya. Permintaan ini menyusul penilaian DPR atas lemahnya kemampuan lobi internasional yang dimiliki Kementerian Luar Negeri Indonesia kepada pemerintah negara lain.
Permintaan mundur Marty pertama kali diungkapkan oleh Jefry Geovani dari Fraksi Golkar. "Sebaiknya saudara mundur saja," ujar Jefry saat rapat kerja Komisi II DPR bersama Menlu di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (20/6).
Jefry mengeluhkan sikap Pemerintah RI melalui Kementerian yang dipimpin Marty. Kemenlu dinilainya tidak serius menangani kasus Ruyati. "Sudah jelas Arab Saudi salah," tegas Jefry.
Hal senada juga dilontarkan politisi PAN, Teguh Juwarno. "Saya minta Pak Menlu bersikap ksatria dengan berniat mengundurkan diri maupun mencopot Dubers RI di Saudi," katanya.
Menjawab pemintaan ini, Marty mengelak dengan menjawab secara langusng apakah dirinya akan menyatakan bertahan atau mendur dari jabatannya. "Konsentrasi saya sekarang hanya menyelesaikan masalah. Saya hanya bekerja, bekerja dan bekerja," ujar Marty.
Permintaan mundur dari sejumlah anggota DPR ini mengemuka saat Komisi II meminta penjelasan Marty tentang masalah ketidaktahuan Pemerintah RI atas eksekusi pancung yang dijatuhkan pada TKI Ruyati.