REPUBLIKA.CO.ID, PARIS-- Prancis mengklaim prihatin atas perluasan 2.000 unit permukiman Yahudi di Jerusalem timur yang disetujui Pemerintah Israel.
"Sikap kami tetap: pembangunan permukiman adalah tidak sah di mata internasional, di Tepi Barat dan juga di Jerusalem timur," tegas juru bicara kementerian luar negeri Bernard Valero.
Dewan kotapraja Jerusalem pada Ahad menyetujui perluasan 2.000 rumah di distrik permukiman Ramat Shlomo, membolehkan setiap rumah menambah sebuah ruangan.
Lingkungan permukiman Ramat Shlomo terletak di sebuah daerah di Jerusalem timur Arab, yang Israel rebut dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dicaplok dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Prancis minta pada PM Israel Benjamin Netanyahu dan presiden Palestina Mahmud Abbas untuk memulai lagi pembicaraan damai berdasarkan pada usulan yang dibuat oleh Menlu Prancis Alain Juppe ketika ia mengunjungi kawasan itu awal bulan ini.
"Kami minta pada pihak-pihak itu untuk memulai lagi perundingan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang termuat dalam usulan Prancis yang telah disampaikan oleh Alain Juppe pada Bapak Netanyahu dan Bapak Abbas dalam kunjungannya belum lama ini ke Timur Tengah, dan untuk menahan diri mengambil langkah sepihak yang akan merusak kepercayaan yang penting bagi dimulainya lagi (perundingan itu)," kata Valero.
Pembangunan atau perluasan rumah Israel di wilayah itu telah memicu kecaman dari ibukota-ibukota Eropa dan Washington pada masa lalu, dan pembangunan permukiman di Ramat Shlomo telah menimbulkan krisis dalam hubungan dengan Amerika Serikat tahun lalu.
Beberapa pejabat AS sedang berupaya untuk meletakkan dasar bagi dimulainya kembali pembicaraan langsung antara Israel dan Palestina, yang pertama dalam hampir dua tahun.
Palestina telah menolak untuk mengadakan pembicaraan sementara Israel membangun di tanah yang mereka inginkan untuk negara mereka pada masa depan, dan pembicaraan ditangguhkan sejak akhir September 2010 karena masalah itu.
Prancis telah mengusulkan konferensi internasional mengenai konflik Israel-Palestina di Paris, Juli.