REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mengenakan celana jeans berbalut t-shirt putih casual, pria bertinggi badan 177 cm itu melangkah menyapa kerumunan wartawan di sebuah ballroom hotel ternama di Jakarta. Dialah Kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan: Giovanni van Bronckhorst.
Karisma kepemimpinannya seakan tidak luntur walaupun dirinya kini telah memutuskan gantung sepatu sebagai pesepak bola. Karisma yang mampu membuat acara konferensi pers Giovanni van Bronckhorst di Jakarta, Selasa (21/6), berlangsung manarik.
“Selamat pagi. Aku bisa ngomong bahasa sedikit,” sapa Van Bronckhorst dengan bahasa Indonesia yang terlantun fasih. Ucapan yang langsung disambut dengan tepuk tangan peserta konferensi pers.
Fasihnya sang bintang dalam berbahasa Indonesia bukan tanpa alasan. Ini karena Van Bronckhorst memiliki darah Indonesia yang kental mengalir di tubuhnya. Ayahnya, Victor Van Bronckhorst, adalah pria campuran Ambon-Belanda. Sementara sang ibu, Fransien Sapulette, merupakan putri asli Saparua Maluku.
Karenanya, datang ke Indonesia ibarat pulang kampung kedua baginya. Budaya Maluku menghiasi hari-hari Van Bronckhorst. Kendati, hampir sebagian waktu hidupnya tersita di lapangan hijau dunia.