REPUBLIKA.CO.ID,Ilmuwan anggota Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Shervin Taqawi mengatakan, "Iran dari sisi ilmu pengetahuan memiliki potensi sangat tinggi dan yang tampak saat ini adalah bahwa Republik Islam mampu mengirim satelit ke orbit bumi dengan menggunakan roket peluncur ringan."
Kantor berita Fars (21/6) melaporkan, peluncuran satelit kedua Rasad ke orbit bumi dan kemajuan yang dicapai Republik Islam Iran di bidang ini, bahkan membuat media massa seperti radio Farda, yang anti-Iran dan dikelola oleh Dinas Rahasia AS (CIA), tidak mampu menyensornya. Meski demikian, radio berbahasa Persia pro-AS itu tetap berusaha mengesankan bahwa satelit Rasad bersifat militer.
Ilmuwan NASA penemu jam nuklir itu menegaskan, "Para penelti Iran mampu melakukan apa yang tidak mampu dilakukan oleh Korea Utara. Sebelumnya, Iran telah meluncurkan satelit Omid. Namun perbedaan antara satelit terbaru dengan Omid adalah bahwa satelit Rasad digunakan untuk mengukur dari jarak jauh."
Dalam menepis misi militer pada pelucuran satelit Rasad, Taqawi mengatakan, "Harus kita katakan bahwa Iran telah mampu menempatkan muatan yang lebih ringan di orbit bumi, dari apa yang dibawa oleh rudal balistik antarbenua. Karena teknologi yang digunakan pada rudal balistik jauh lebih berat dari yang diluncurkan oleh Iran."
Di akhir pernyataannya, Taqawi mengatakan, "Saya kembali menekankan bahwa Republik Islam Iran memiliki potensi sangat tinggi. Dan pada akhirnya, sebuah negara yang mampu mengirim muatan ringan ke orbit bumi seperti satelit Rasad yang hanya berbobot 50 kilogram, menunjukkan bahwa dalam waktu dekat Teheran akan mampu mengirim muatan yang lebih berat ke orbit bumi. Harus saya katakan bahwa, hal inilah yang sampai saat ini belum dapat dilakukan oleh negara seperti India."