REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menelusuri jejak seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal daerah tersebut yang hilang saat bekerja di Arab Saudi. "Kami sudah terima laporan tentang kehilangan TKW itu dari keluarga. Bupati juga sudah memerintahkan untuk menelusuri langsung keberadaannya," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakhid di Nganjuk, Rabu (22/6).
Ia mengatakan, hingga kini pemerintah masih menunggu kabar resmi dari Kementerian Luar Negeri, terkait dengan TKW asal Nganjuk itu. Ia berharap, keberadaan TKW itu ditemukan, dan bisa pulang kembali dengan keluarganya.
Seorang TKW asal Nganjuk bernama Dami (56) warga Dusun Sugihan, Desa Duren, Kecamatan Sawahan dilaporkan keluarganya. Mereka tak mendapat kabar sejak kepergiannya bekerja di Arab Saudi, tiga tahun lalu.
Sulastri, anak Dami mengatakan sudah berupaya menghubungi ibunya itu, tetapi hingga kini belum ada kabar. Beberapa nomor (telepon) teman-teman ibunya juga tidak dapat dihubungi.
Ia mengungkapkan, ibunya berangkat menjadi TKW sejak 23 Agustus 2008 lalu. Ia diajak oleh Romdiah, seorang tetangganya yang sudah terlebih dahulu bekerja di Arab Saudi.
"Keluarga kesulitan mencari ibu. Ada enam nomor telepon yang pernah menghubungi kami, tetapi setelah kami cek kembali dan coba hubungi, sudah tidak aktif," ucapnya.
Sulastri juga mengaku sudah mencoba mencari informasi keberadaan ibunya dengan mendatangi beberapa keluarga Dami. Tetapi, hal itu juga tidak membawa hasil, karena keberadaan Dami pun juga tidak diketahui keluarga sejak pergi tiga tahun lalu.
Bahkan, beberapa PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang datanya sempat diberikan Dami, untuk memberangkatkan ke Arab Saudi di Jakarta seperti PT Budiyasa, PT Salman, PT Kampung Melayu, PT Putra yana, PT Cipinang, dan PT Cibubur, juga tidak bisa dihubungi.
"Semuanya PJTKI yang coba kami hubungi tidak bisa, karena mereka sudah tutup sejak lama. Kami sudah tidak tahu lagi harus bagaimana," ujar Sulastri, dengan wajah sedih.
Ia berharap, ibunya segera pulang ke rumah dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Walaupun secara ekonomi saat ini tidak terlalu baik, dengan berkumpulnya keluarga menjadikan kebahagiaan tersendiri.
Keluarga hanya khawatir, keselamatan ibu mereka ketika bekerja di Arab Saudi. Terlebih lagi, banyak kasus-kasus yang mencuat tentang nasib para TKI yang menjadi korban penganiayaan oleh majikan mereka. "Kami hanya berharap, nasib ibu kami segera diketahui. Keluarga sudah ikhlas apapun kondisinya," ucap Sulastri, lirih.