REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Jika bersatu, apa yang tak mungkin menjadi mungkin. Begitu slogan organisasi wanita di Arab Saudi. Setelah sukses dengan tuntutan mereka, agar toko pakaian dalam mempekerjakan wanita sebagai pramuniaganya, kaum wanita Saudi meluncurkan kampanye teranyar, Women2Drive.
Kampanye ini mendesak wanita yang mengendarai mobil hari untuk meng-upload video dari mereka mengemudi. Mereka saling berkomunikasi melalui situs jejaring sosial.
Seorang wanita yang tinggal di Riyadh, Arab Saudi mengunggah klip mengemudi dirinya menuju supermarket. Video itu menunjukkan bahwa wanita itu jelas gugup saat mengemudi, karena dia tidak bisa mengikuti percakapan dengan orang di belakang kamera. "Kami hanya ingin menjalankan kehidupan kita sendiri. Kita tidak perlu diatur sekitar. Kita bisa pergi bekerja, berbelanja, dan menjalankan tugas tanpa harus bergantung pada sopir," katanya dalam video.
Meski Kampanye dianggap gagal oleh aparat berwenang, namun mereka terus melancarkannya. "Hanya ada 40 wanita yang berani berkendara sendiri di Arab Saudi. Kami berharap lebih," kata Essam Bayan, salah satu wanita pendukung kampanye. "Saya percaya alasan di balik itu adalah karena hanya sedikit perempuan tahu cara mengemudi dan bahkan lebih sedikit yang benar-benar memiliki surat izin mengemudi internasional."
Kolumnis di surat kabar Al-Watan dan profesor linguistik di kampus King Abdulaziz University, Amira Kashgari, juga melaju mobilnya di Jeddah. "Saya mengambil anak saya dan membuat sopir saya duduk di kursi belakang dan melaju di sekitar Jeddah untuk mendukung kampanye ini. Ini masalah penyampaian pesan dan menegakkan prinsip. Ini bukan masalah apakah kampanye itu merupakan kegagalan atau tidak," katanya.
Dari luar negeri, dukungan datang antara lain dari Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton. Dalam sebuah komentar publik pertama atas gerakan ini, Clinton memuji kampanye itu, namun menekankan mereka bertindak atas kemauan mereka sendiri, atas nama hak-hak mereka dan bukan atas perintah orang luar seperti dirinya. Komentar Clinton datang setelah aktivis meminta dia untuk menggunakan posisinya sebagai diplomat top Amerika dan berdiri sebagai advokat terkenal untuk kesetaraan perempuan untuk berbicara dalam mendukung tujuan mereka.
"Apa yang mereka lakukan adalah berani dan apa yang mereka cari adalah benar, tetapi usaha tersebut adalah milik mereka," kata Clinton kepada wartawan pada konferensi pers Departemen Luar Negeri. "Saya tergerak oleh itu dan saya mendukung mereka, tapi saya ingin menggarisbawahi fakta bahwa ini tidak datang dari luar negara mereka. Ini adalah upaya perempuan itu sendiri, berusaha untuk diakui."
Sekelompok pemuda mengatakan kepada Arab News bahwa mereka siap untuk melaporkan setiap wanita mengemudi ke polisi. "Kami akan mengambil gambar mereka dan memberikan polisi pelat nomor mereka berikut waktu dan tempat di mana mereka melaju," kata Hattan Abu Ras, salah satu nara sumber. "Mereka perempuan yang melawan syariah dan Dewan Tinggi Ulama, dan kami akan melakukan apa saja untuk menjaga mereka dari jalanan."