Jumat 24 Jun 2011 08:03 WIB

Obama umumkan Penarikan Pasukan, Petraeus Dibanjiri Email Sarankan Mundur

Jenderal David Petraeus
Jenderal David Petraeus

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Barack Obama soal penarikan 33 ribu pasukannya dari Afghanistan mengejutkan banyak pihak.  Komandan AS dalam perang Afghanistan, Jenderal Petreaus, Kamis (23/6), mengatakan keputusan Presiden AS Barack Obama untuk mengurangi jumlah tentara di Afghanistan "lebih agresif" dibandingkan dengan yang telah disarankan oleh militer.

Petraeus, bersama dengan para komandan lain militer dan pejabat Pentagon, dilaporkan memilih penarikan yang "jauh lebih sederhana" dari Afghanistan guna melindungi prestasi keamanan yang sudah diperoleh di negeri itu, demikian laporan Xinhua.

Petraeus menyatakan ia telah menerima beberapa surat elekktronik yang menyarankan ia mesti mengundurkan diri sebagai protes. Tapi, dengan suara meninggi, Petraeus mengatakan, "Saya merasa sangat kuat mengenai itu. Tentara kita tak perlu mengundurkan diri. Dan saya kira para komandan tak perlu mempertimbangkan itu sebagai jenis tindakan waktu senggang."

Jenderal berbintang empat tersebut, yang dipuji oleh banyak anggota parlemen karena perannya dalam menyelamatkan perang di Irak, mengatakan Obama akhirnya mengambil keputusan yang "lebih agresif" mengenai penarikan tentara dari Afghanistan dibandingkan dengan yang ia dan rekan-rekannya sarankan.

Ketika ditanya oleh Senator Carl Levin apakah ia siap mundur sehubungan dengan kebijakan perang Obama, Petraeus mengatakan, "Saya kira bukan tempatnya buat seorang komandan untuk mempertimbangkan tindakan semacam itu, kecuali jika anda berada dalam situasi yang amat, sangat mengerikan."

Sebelumnya, santer berhembus kabar Petraeus dicalonkan untuk menggantikan Leon Panetta sebagai pemimpin selanjutnya CIA, sementara Panetta diajukan untuk menggantikan Robert Gates sebagai Menteri Pertahanan. Panetta disahkan dengan suara bulat oleh Senat pada Rabu (22/6).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement