REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan persepsi publik (responden) terhadap tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurun.
Peneliti Senior LSI Sunarto dalam keterangan pers di Jakarta, Ahad, mengatakan, penurunan tersebut berdasar survei LSI pada 1-7 Juni 2011 dengan 1.200 responden di 33 provinsi dan tingkat kesalahan 2,9 persen.
Menurut Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) itu, penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap SBY mencapai 9,5 persen, yaitu dari tingkat kepuasaan sebanyak 56,7 persen pada Januari 2011 menjadi 47,2 persen pada Juni 2011.
"Tapi kepuasan pemilih atas kinerja SBY di di desa mencapai 52,5 persen atau lebih tinggi dibanding responden di kota yanga hanya 38,9 persen," katanya.
Menurut Sunarto, penyebab menurunnya persepsi tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY, antara lain banyaknya kasus bersar yang belum tuntas ditangani pemerintah, seperti kasus Bank Century, kasus pembunuhan aktivis HAM Munir, kasus dugaan suap atas Nazaruddin.
Selain itu, SBY dianggap tidak memiliki operator politik untuk membantunya menuntaskan masalah. "Sebagai seorang presiden, SBY tentu berbicara pada level umum, sedangkan operator politiknya bertugas menuntaskan masalah secara mendetail," katanya.
Sunarto menambahkan, SBY memerlukan sebauah "big bang" atau sebuah "success story" untuk mengangkat kembali citra kinerjanya dan tingkat kepuasan publik atas kinerjanya, sehingga juga diharapkan mampu menaikkan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014.