REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai kasus korupsi yang menerpa Partai Demokrat menjatuhkan angka kepercayaan publik terhadap kemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhyono. Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia, angka kepercayaan publik hanya 47,2 persen atau terendah selama SBY memimpin.
Menurut Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika Partai Demokrat Ruhut Sitompul hasil poling LSI akan menjadi pembelajaran dan introspeksi partai Demokrat. Upaya pembenanah dilakukan dengan tetap mengusung jargon pencegahan dan pembertasan korupsi.
"Seperti yang saya katakan kami sedang kena puting beliung. Beberapa kader kami ada yang kena kasus korupsi,"ujarnya, di sela-sela peringatan puncak Hari Anti Narkoba Internasional, Ahad (26/6).
Oleh karena itu, lanjutnya, tidak ada jalan lain yakni dengan melakukan 'cuci gudang'. Maksudnya, yakni dengan pembersihan di internal. Siapapun kader Partai Demokrat apabila terbukti ada sinyalemen terkena kasus korupsi maka secara etika diberikan sanksi secara etik.
Termasuk, tambah Ruhut, sejumlah nama yang sebelumnya disebut oleh Nazaruddin. LSI menilai kasus Nazaruddin menjadi salah satu bola panas ditubuh partai demokrat. Penanganan kasus itu turut membuat survei terhadap kepemimpinan SBY in menurun.
Soal kasus Nazaruddin ini, menurut Ruhut Komisi Pemberantasa Korupsi patut disalahkan. Karena KPK tidak profesional dalam pencegahan Nazaruddin ke luar negeri.