Senin 27 Jun 2011 13:16 WIB

Polri Fokus Buktikan Surat MK Palsu atau Tidak

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Didi Purwadi
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam (kanan) berbincang dengan Kabag Penum Div Humas Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar (kiri).
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam (kanan) berbincang dengan Kabag Penum Div Humas Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Polri mengaku masih fokus dalam membuktikan surat Mahkamah Konstitusi (MK) palsu atau tidak. Namun, Polri berkelit belum dapat menentukan pelaku pemalsuan atau meminta keterangan dari Ketua Divisi Komunikasi Politik Partai Demokrat yang sebelumnya menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Andi Nurpati, yang disebut-sebut terlibat dalam kasus tersebut.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar, mengatakan penyidik Polri telah melakukan koordinasi dengan pihak MK. MK juga memberikan informasi-informasi penting yang dibutuhkan penyidik.

Apakah informasi penting tersebut berkaitan dengan keterlibatan Andi Nurpati? "Begini ya, ini kan ada surat yang dinyatakan palsu oleh MK, ada surat yang dinyatakan asli. Tentunya ini harus kita buktikan dulu," kata Boy kepada para wartawan di PTIK, Jakarta, Senin (27/6).

Boy menambahkan penyidik akan fokus dalam pembuktian pemalsuan surat MK baik itu pengumpulan informasi dan alat bukti. Saat ditanya mengenai kabar adanya pemeriksaan Andi Nurpati di Bareskrim Mabes Polri hari ini, ia membantahnya.

"Belum ada. Saya belum dengar ada pemeriksaan siapa-siapa. Kalau jadwal hari ini belum ada," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement